Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2019
P. 36
Alis Juariah tak terdaftar karena menjadi TKI sbelum Siskotkln diterapkan pada
2011. Heri juga mengaku baru tahu tentang Alis Juariah dari media sosial.
"Meski demikian, kami juga berusaha untuk bergerak secepat mungkin. Kami
secepatnya menindaklanjuti informasi awal itu untuk mendapatkan informasi yang
lebih rinci," kata Heri kepada Tribun melalui pesawat telepon, Senin (12/8). "Kami
akan berkirim surat ke Kemenlu dan BNP2TKI untuk menindaklanjuti hal ini." Ketua
DPC Astakira Pembaharuan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, berharap instansi-instansi
terkait, khususnya Disnankertrans Cianjur, BP3TKI Jabar, BNP2TKI, PWNI dan BHI
Kemlu, serta KBRI Riyadh, secepatnya merespons pengurusan dan pelacakan Alis
Juariyah.
"Kami akan terus mendorong pihak instansi berkompeten agar Alis Juariah
secepatnya dipulangkan ke Tanah Air dan hak-haknya dipenuhi," katanya.
Ali mengatakan, sudah mengontak KBRI dan Duta Besar. "Namun, sejauh ini belum
ada jawaban," kata Ali.
Kirim Surat Disiksa Majikan Pamit kerja ke Arab Saudi, 21 tahun lalu, Alis Juariah
(46), pekerja migran Indonesia (PMI) (Tenaga Kerja Wanita Cianjur/TKW Cianjur)
asal RT 01/10, Kampung Muhara, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak tentu rimbanya.
Kabar terakhir tentang kondisi Alis Juariah TKW Cianjur, hanyalah surat yang
dikirimkan PMI itu pada keluarganya, empat tahun silam.
"Dalam surat itu, ibu saya bilang, ia sering disiksa dan, disekap di wc. Ibu saya juga
menulis, tangannya pernah ditusuk pisau oleh majikan nya," ujar Selpi Lusniawati
(27) pilu, putri satu-satunya Alis Juariah , saat ditemui di rumahnya di Kampung
Muhara, Senin (12/8).
Saat Alis Juariah TKW Cianjur pergi tahun 1998, kata Selpi, ia masih berusia enam
tahun.
Menurut keluarganya di Cianjur, ibunya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT
Avida Avia Duta yang ada di Jakarta.
"Tapi tidak tahun siapa sponsornya, yang membawa ibu dari Cianjur," kata Selpi.
Selpi mengatakan, ketika tahu bahwa kondisi ibunya di Arab sangat menderita, ia
sempat meminta bantuan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tapi, kata Selpi, BNP2TKI, seolah tak peduli dengan
nasib ibunya.
"Namun, kami berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan membantu.
Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi," katanya.
Page 35 of 91.