Page 64 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2019
P. 64
terjaminnya pemenuhan hak dalam keseluruhan kegiatan. Baik sebelum bekerja,
selama bekerja, maupun setelah bekerja.
Adapun, salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pelindungan PMI adalah
mengubah paradigma. PMI bukan lagi obyek, tetapi mereka merupakan subyek
penempatan. "Mereka merupakan tenaga kerja yang profesional dan kompeten
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan, isu pekerja/buruh migran sangat kompleks dan dinamis. Melalui
penyelenggaraan workshop hasil kerja sama Kemnaker dan KDI ini, pemerintah
ingin mendengar sudut pandang dari komunitas diaspora tentang peran KDI dalam
membantu pemerintah. Khususnya untuk kepentingan market intellegent dalam
rangka penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia.
"Selain itu, kita juga sekaligus dapat mendiskusikan bentuk-bentuk kerjasama ke
depan yang feasible untuk kita lakukan bersama, dengan tentunya tetap mengacu
pada peran dan fungsinya masing-masing," ujarnya.
Direktur Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN)
Kemnaker Eva Trisiana menambahkan, pemerintah berharap pada masa
mendatang, tidak akan ada PMI bekerja di sektor informal yang mengandalkan
hanya low skill. "PMI yang berasal dari kalangan profesional dan mempunyai high
skill dapat meminimalisasi adanya permasalahan ketika bekerja ke luar negeri, "
ujarnya.
Eva menambahkan informasi peluang pasar kerja luar negeri juga diharapkan juga
dapat memotivasi para profesional untuk bisa bersaing di pasar kerja global.
Sementara itu, Deputi President Indonesia Diaspora Network Global (IDN-Global),
Said Zaidansyah, mengatakan, salah satu peran yang dapat diambil KDI dalam isu
pekerja migran adalah memastikan peningkatan competitiveness tenaga kerja
Indonesia. Saat ini, competitiveness tenaga kerja Indonesia masih kalah
dibandingkan dengan negara-negara lain. Bahkan, jumlah penduduk Filipina yang
tak sampai separuh dari jumlah penduduk Indonesia pun disebutnya memiliki
competitiveness 3 kali lipat dibanding Indonesia.
"Kita ini sekarang perlu memformulasikan bagaimana tenaga kerja Indonesia agar
bisa lebih kompetitif dari Filipina atau negara-negara lain," kata Said.
Said menyebut, saat ini Pemerintah Indonesia tengah fokus pada pembangunan
SDM. Hal ini dinilainya merupakan peluang bagi diaspora untuk berkontribusi.
"Semakin kompetifif kita, semakin kita berkontribusi untuk Indonesia. Baik di dalam
negeri maupun luar negeri," ujarnya.(jpnn)
Page 63 of 91.