Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2019
P. 59
"Kakak saya tidak diperbolehkan keluar rumah, kalau majikan dan keluarganya pergi
keluar, kakak saya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang." "Kakak saya
bisa kirim surat juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya,"
ucapnya.
Bahkan di surat yang terakhir, disebutkan Didik, kakaknya itu memohon agar segera
bisa dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan sang majikan.
"Tolongin dik, tolongin teteh, teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh
ditusuk sampai 20 jahitan," kata Dikdik menirukan isi surat sang kakak.
Hal senada juga disampaikan Selpi.
Di satu suratnya, Alis meminta keluarganya untuk melapor dan melakukan berbagai
cara agar ia bisa segera dipulangkan ke tanah air.
"Ibu katanya ingin cepat-cepat pulang, sudah tidak sanggup lagi di sana (sering
disiksa)," ucapnya.
4. Usaha keluarga Berbekal informasi tiga lembar surat yang diterimanya, Selpi dan
Dikdik meminta bantuan pemerintah melalui instansi-instansi terkait di Jakarta.
Meski keluarga sempat dihubungkan dengan pihak KBRI di Arab Saudi, tapi
upayanya untuk bisa memulangkan Alis tidak membuahkan hasil.
"Saya dan paman sudah bolak-balik lapor ke sana (Jakarta)." "Sudah habis uang,
jual ini dan itu tapi belum juga ada hasilnya sampai sekarang." "Saya juga tidak
tahu kondisi ibu sekarang seperti apa," kata Selpi.
Terbaru, mereka meminta bantuan kepada Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya
(Astakira) Pembaharuan sebagai lembaga advokasi pekerja migran Indonesia.
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Cianjur , Najib Ali Hildan mengatakan, setelah
dimintai bantuan, pihaknya langsung bergerak untuk mengumpulkan informasi
terkait Alis Juariah dan melacak keberadaannya.
"Alhamdulilah kami mendapat nomor telepon majikannya. Saya coba telepon
langsung dan minta untuk bicara langsung dengan Alis Juariah." "Namun, dia
mengaku katanya sedang ada di luar negeri, kami akan terus hubungi dia," katanya.
Page 58 of 91.