Page 81 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 JANUARI 2020
P. 81
Meski demikian, kata Ida, tantangan serius yang dihadapi yakni sebanyak 57,5%
dari 126,51 juta total penduduk bekerja, berpendidikan rendah. Hal tersebut,
berpotensi menyebabkan rendahnya kesadaran pentingnya perilaku selamat dalam
bekerja.
Menaker menyebut kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian
materi, moril dan pencemaran lingkungan, namun juga dapat memengaruhi
produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Kecelakaan kerja juga mempengaruhi
indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan ketenagakerjaan
(IPK).
"Soal nyawa dan kesehatan manusia serta keselamatan adalah yang utama. Safety
first. Karena uang bisa dicari, karier bisa dikejar, namun keselamatan dan kesehatan
sama sekali tidak tergantikan. Untuk itulah maka K3 harus terus kita promosikan
sebagai bagian penting dalam perlindungan tenaga kerja," katanya.
Menaker Ida menegaskan K3 bukan hanya tanggung jawab para pengusaha dan
pemerintah pusat. Menurut Ida, serikat pekerja/serikat buruh juga wajib memberi
perhatian dan mendorong agar K3 dapat dijalankan secara efektif.
"Karena ketenagakerjaan adalah bidang yang diotonomikan sehingga pemerintah
daerah memiliki kewenangan untuk melaksanakan dan mengontrol atas
pelaksanaannya. Ini adalah soal kerja sama, koordinasi, saling mengawasi dan
melindungi," kata dia.
Peringatan Bulan K3 2020 bertema "Optimalisasi Kemandirian Masyarakat
Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Era Revolusi Industri 4.0
Berbasis Teknologi Informasi" dihadiri Menaker (2004-2005) Fahmi Idris; Menaker
(2005-2009) Erman Suparno; Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto; Sekjen
Khairul Anwar; Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono; Irjen Budi Hartawan;
Kabarenbang Tri Retno Isnaningsih; dan Karo Humas Soes Hindharno. (OL-2).
Page 80 of 175.