Page 174 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 174

keras  dan  berjuang  kembali  untuk  dapat  menurunkan  TPT,  di tengah  kondisi  pandemi  yang
              masih belum berakhir.
              Selain menambah jumlah pengangguran, dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan sebanyak
              446,31 ribu orang yang meskipun masih memiliki pekerjaan, namun mengalami pengurangan
              jam kerja (skorter kours). Ini dapat diartikan, penghasilan mereka pun terancam mengalami
              penurunan.  Hasil  tinjauan  ekonomi  secara  makro  menunjukkan  bahwa  laju  pertumbuhan
              ekonomi Riau pada triwulan 3 Tahun 2020 tumbuh negatif sebesar minus 1,74 persen.

              Kondisi ekonomi Riau ini relatif lebih baikdibandingkan kondisi ekonomi secara nasional, yang
              mengalami kontraksi lebih dalam yakni sebesar minus 3,49 persen pada periode yang sama,
              begitu  pun  jika  dibandingkan  kondisi  triwulan  2 tahun  2020.  Data  BPS menunjukkan  bahwa
              sektor transportasi terdampak paling parah selama semester awal masa pandemik dengan laju
              pertumbuhan ekonomi terkontraksi hingga 24,83 persen.

              Begitu pula dengan sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman (termasuk hotel dan
              restoran) sangat terpuruk dengan siuasi pandemi ini, dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif
              sebesar minus 19,38 persen. Demikian pula jika dilihat dari pengurangan jam kerja, tampak
              bahwa  sebanyak  62,71  persen  buruh  yang  bekerja  di  sektor  transportasi  mengalami
              pengurangan jam kerja secara drastis.

              Hal yang sama dialami pula oleh pekerja agen perjalanan, tour dan travel, dan tak terkecuali
              pekerja hotel dan rumah makan (restoran) mengalami pengurangan jam kerja yang cukup tajam
              Pekerja  di  sektor  lainnya  turut  mengalami  pengurangan  jam  kerja,  dengan  persentase  yang
              bervariasi.

              Para pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, terutama akibat pengurangan jam kerja
              dan masih mencari kerja atau mau menerima tawaran pekerjaan, akan masuk ke dalam kategori
              setengah penggang-guran. Tampak sekali, peningkatan persentase pekerja yang masuk kategori
              setengah  penggangguran  selama  masa  pandemi  ini  sangatlah  tinggi,  yaitu  dengan  kenaikan
              sebesar 46,61 persen, yakni dari 244, 78 ribu orang menjadi 358,87 ribu orang. Atau jika dilihat
              dari tingkat setengah pengangguran naik dari 8,29 persen pada Agustus 2019 menjadi 11,87
              persen pada Agustus 2020.

              Penurunan pendapatanyang dialami oleh para pekerja, berdampak pada penurunan daya beli
              masyarakat Riau. Ini ditunjukkan dari turunnya rata-ra-ta konsumsi per kapita dari 1,34 juta per
              bulan pada Maret 2020 menjadi 1,22 juta rupiah pada September 2020 (Susenas-2020, BPS).
              Kondisi ekonomi yang semakin buruk, memicu pertambahan penduduk miskin dari 483,39 ribu
              orang menjadi 491,22 ribu orang, atau secara persentase penduduk miskin di Riau, naik dari
              6,82 persen pada Maret 2020 menjadi 7,04 persen di September 2020.

              Pemerintah  pada  dasarnya  telah  mengantisipasi  dampak  pandemi  tersebut  melalui  skema
              kebijakan  Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (PEN).  Secara  khusus  terkait  dengan  sektor
              ketenagkerjaan,  baik  yang  menyasar  sektor  formal,  maupun  informal,  kebijakan-kebijakan
              pemulihan  ekonomi  nasional  secara  konsisten  dan  membangun  kerjasama  dari  seluruh
              komponen bangsa.

              Pemerintah  Pusat  telah  mengambil  kebijakan  pemulihan  ekonomi  yang  holistik,  tentunya
              implementasi kebijakan tersebut harus didukung oleh pemerintah daerah. Pemda mempunyai
              peran  strategis  dalam  mendorong  percepatan  dan  efektivitas  pemulihan  ekonomi  nasional.
              Karena Pemda lebih memahami struktur ekonomi daerah, demografi, dan kondisi sosial ekonomi
              masyarakatnya.

              Di  samping  itu,  kebijakan  APBD  dapat  disinergikan  untuk  mendorong  percepatan  pemulihan
              ekonomi di daerah. Masyarakat dan pelaku usaha termasuk UMKM juga mempunyai peran yang

                                                           173
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179