Page 169 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 169

Ketenagakerjaan Dinar Titus Jogaswitani mengatakan masih mempelajari situasi perusahaan di
              dalam negeri. Lantas, bagaimana aturan THR tahun lalu?  Tahun lalu, Menteri Ketenagakerjaan
              Ida  Fauziyah  mengizinkan  perusahaan  swasta  melakukan  tunda  atau  cicil  pembayaran  THR.
              Namun, pembayaran THR yang dicicil atau ditunda ini tetap harus diselesaikan dalam tahun
              2020.



              MENENGOK ATURAN THR 2020 YANG BISA DICICIL

              Jakarta -  Pemerintah sedang menggodok aturan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) di
              masa pemulihan  pandemi corona  2021.

              Direktur Pengupahan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
              Tenaga  Kerja  (Ditjen  PHI  JSK)  Kementerian  Ketenagakerjaan  Dinar  Titus  Jogaswitani
              mengatakan masih mempelajari situasi perusahaan di dalam negeri.

              Jika perusahaan yang terdampak pandemi covid-19 masih banyak, maka bukan tidak mungkin
              pemerintah menerapkan kebijakan pembayaran THR yang sama seperti 2020 lalu.

              "Masih dalam proses, masih dipelajari kondisi perusahaan sejauh mana terdampak covid-19.
              (Jika masih banyak perusahaan terdampak covid-19), mungkin saja (aturan THR seperti 2020),"
              ungkap Dinar kepada  CNNIndonesia.com  , Selasa (16/3).

              Saat ini, Kemnaker juga masih mengkaji dan mengevaluasi pelaksanaan pembayaran THR tahun
              lalu.  Dinar  belum  bisa memastikan  apakah  kebijakan  pembayaran  THR  tahun  ini  akan  sama
              seperti 2020 lalu.

              Lantas, bagaimana aturan THR tahun lalu?  Tahun lalu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
              mengizinkan  perusahaan  swasta  melakukan  tunda  atau  cicil  pembayaran  THR.  Namun,
              pembayaran THR yang dicicil atau ditunda ini tetap harus diselesaikan dalam tahun 2020.

              Izin ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/6/HI.00.01/V/2020
              tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan Tahun 2020 di Perusahaan
              dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

              "Diminta  kepada  Gubernur  untuk  memastikan  perusahaan  agar  membayar  THR  Keagamaan
              kepada pekerja atau buruh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," tulis Ida dalam
              surat tersebut pada 6 Mei 2020, dikutip Kamis (7/8).

              Surat tersebut menulis perusahaan yang tidak mampu membayar THR Keagamaan pada waktu
              yang ditentukan, dapat mencari solusi melalui proses dialog antara pengusaha dan pekerja atau
              buruh.

              Proses  dialog  tersebut  dilakukan  secara  kekeluargaan,  dilandasi  dengan  laporan  keuangan
              internal perusahaan yang transparan, dan itikad baik untuk mencapai kesepakatan.
              "Bila perusahaan tidak mampu membayar THR secara penuh pada waktu yang ditentukan sesuai
              ketentuan  peraturan  perundang-undangan  maka  pembayaran  THR  dapat  dilakukan  secara
              bertahap," tulis surat edaran tahun lalu.

              Sementara  bila  perusahaan  tidak  mampu  membayar  THR  secara  penuh  pada  waktu  yang
              ditentukan, maka pembayaran THR dapat dilakukan penundaan sampai dengan jangka waktu
              tertentu yang disepakati.

              Kesepakatan akan mencakup waktu dan cara pengenaan denda keterlambatan pembayaran THR
              Keagamaan. Kemudian, kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh itu harus dilaporkan
                                                           168
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174