Page 257 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 257

"Bila THR dibayar mencicil atau tidak 100%, maka daya beli pekerja makin terpukul di tengah
              pandemi korona ini akibat mereka di rumahkan dan upah dibayar alakadar-nya," ujar Said, Rabu
              (17/3).

              Dampak dari merosotnya daya beli kaum buruh ini, menyebabkan konsumsi juga turun. Padahal
              di sisi lain menjelang Ramadan dan Lebaran terjadi kenaikan harga barang kebutuhan pokok.

              Said meminta agar terdapat keseimbangan dan rasa keadilan antara kepentingan pekerja dan
              pengusaha.  Apalagi  pengusaha  selama  krisis  sudah  mendapat  stimulus  dan  keringanan
              pembayaran pajak dari pemerintah, sehingga wajar jika THR dan upah pekerja tetap dibayar
              penuh,

              Menanggapi ini, Harijanto Ketua bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)
              menyatakan belum berkomunikasi dengan anggota soal pembayaran THR Lebaran 2021.

              Sementara, Kementerian Ketenagakerjaan masih menggodok aturan teknis pembayaran THR
              Lebaran 2021.

              Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi bilang hingga kini, pihaknya masih mengkaji apakah
              kebijakan pembayaran THR tahun ini sama seperti 2020 atau tidak. "Kami harapkan di awal
              Ramadan mendatang sudah ada ketetapan," katanya, Rabu (17/3).

              Anwar  menerangkan,  ketentuan  mengenai  THR  sejatinya  sudah  mei\jadi  kewajiban  bagi
              perusahaan kepada para pekerjanya. Namun pada tahun lalu pemerintah membuat kelonggaran
              akibat mayoritas pelaku usaha terkena dampak pandemi Covid-19. Kemnaker hanya memastikan
              bahwa pekerja tetap menerima hak meskipun diangsur.



              Poin Penting Permenaker No 6/2016 tentang THR Keagamaan

              1. Pengusaha wajib memberikan THR Keagamaan kepada pekerja/ buruh yang telah mempunyai
              masa kerja 1 (satu) bulan secara terus-

              menerus atau lebih.

              2. THR Keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan
              pengusaha berdasarkan perjanjian kerja

              waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

              3. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus
              atau lebih diberikan sebesar 1 (satu)

              bulan upah.

              4. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus-menerus tetapi kurang
              clari 12 bulan, diberikan secara

              proporsional  sesuai  masa  keria  dengan  perhitungan  masa  kerja  dibagi 12  dikalikan  satu  kali
              upan.

              5. Upah 1 (satu) bulan terdiri dari komponen upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih
              (clean wages) atau upah pokok,

              termasuk tunjangan tetap.



                                                           256
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262