Page 115 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER2019
P. 115
Promosi wisata luar negeri yang sangat murah, kata Adhi, juga menyebabkan andil
koreksi target pertumbuhan industri makanan dan minuman. Banyak masyarakat
yang menghabiskan uangnya untuk pelesiran ke luar negeri. "Belanja di luar negeri
tidak berdampak positif ke dalam negeri," katanya.
Tahun depan, Adhi masih meragukan industri makanan dan minuman bisa tumbuh
dua digit. Namun, Adhi berharap pertumbuhan industri makanan dan minuman
tahun depan bisa lebih tinggi dari tahun ini. "Industri makanan dan minuman itu
sangat penting sekali. Kita perlu inisiatif pemerintah untuk mendorong ini," ujarnya.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim
mengatakan, salah satu faktor pelambanan pertumbuhan industri makanan dan
minuman dipengaruhi stagnasi investasi di Indonesia. Selain itu, pertumbuhan
ekspor yang melamban juga ikut mempengaruhi.
"Barang impor juga mempengaruhi. Pertumbuhan kan hitungannya dari ekspor dan
impor," kata Abdul.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman pada semester satu hanya 7,4 persen.
Hal tersebut yang memicu target pertumbuhan di level 9 persen sangat berat.
Meskipun berat, dia tetap berharap pertumbuhan industri makanan dan minuman
bisa di atas 8 persen.
"Harapannya bisa tumbuh di level 8,1 persen atau 8,2 persen hingga akhir tahun
ini," katanya.
Page 115 of 182.