Page 33 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 DESEMBER 2021
P. 33

Kedua, meminta pemerintah pusat untuk mencabut Peratuan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan. Sebab, dalam amar putusan Mahkamah Konstitusi nomor 7 tersebut,
              jelas dikatakan menyatakan menangguhkan tindakan atau kebijakan yang bersifat strategis dan
              berdampak luas dan tidak boleh menerbitkan peraturan-peraturan yang baru.

              Said  mengatakan,  dalam  PP  Nomor  36 Tahun 2021  tentang Perubahan  Pasal  4  ayat  2  jelas
              disebutkan bahwa kebijakan kenaikan upah minimum adalah keputusan strategis. Sehingga, dia
              menegaskan, pemerintah pusat harus tunduk kepada keputusan MK dengan mencabut PP Nomor
              36 Tahun 2021.

              "Ketiga,  tuntutan  kami  adalah  meminta  Pemerintah  Pusat  dan  daerah  harus  tunduk  pada
              keputusan  MK  yang  menyatakan  bahwa  UU  Cipta  Kerja  adalah  inkonstitusional  bersyarat,"
              katanya.

              Karena itu, kata dia, demonstrasi buruh berpotensi meluas untuk melakukan penolakan terhadap
              PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Hal itu, bakal terjadi jika beleid yang merupakan
              turunan  dari  UU  Nomor  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  tersebut  tetap  dijalankan  oleh
              Pemerintah.

              "Perlawanan  kaum  buruh  akan  terus  meningkat  eskalasinya  di  seluruh  Indonesia  bila  mana
              pemerintah memaksakan untuk tetap menjalankan isi UU Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020
              tidak mengacu pada keputusan MK (Mahkamah Konstitusi)," ujar Said kepada wartawan, Rabu
              (8/12).

              Said  menuturkan,  perlawanan  dilakukan  dengan  melakukan  mogok  nasional  selama  masa
              perbaikan  UU  Cipta  Kerja,  jika  tidak  melibatkan  partisipasi  publik.  Sebab,  diperkirakan  pada
              Januari 2022 sudah masuk proglenas prioritas.

              Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan, ada
              beberapa  aksi  unjuk  rasa  yang  berlangsung  secara  bersamaan  di  beberapa  titik  dengan
              konsentrasi massa terbesar berada di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Karena itu, sebanyak 400
              polisi lalu lintas disebar pada berbagai titik aksi untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas bagi
              masyarakat yang hendak beraktivitas.

              Kebijakan  Upah  yang  Menyengsarakan  Ribuan  buruh  menyuarakan  aspirasinya  di  kawasan
              Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu (8/12). Salah satunya, terkait keluhannya
              menyangkut  kebijakan  upah  buruh  di  era  Presiden  Joko  Widodo  (Jokowi)  yang  dinilai
              menyengsarakan kaum buruh.

              "Berkali-kali presiden membuat kebijkan yang selalu menyengsarakan kaum buruh," kata Deputi
              Presiden KSPI, Muhammad Rusdi, saat orasi di mobil komando di kawasan Patung Kuda Arjuna
              Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).

              Rusdi membandingkan kebijakan upah di era presiden Habibie dan Abdurrahman Wahid (Gus
              Dur) pada saat menghadapi dampak krisis 1997-1998. Padahal, ketika itu, dampak krisis moneter
              lebih parah dibandingkan pandemi Covid-19 saat ini. Bahkan, ketika itu, pemutusan hubungan
              kerja (PHK) terjadi di berbagai sektor dan nilai tukar rupiah naik hingga di atas Rp 10 ribu.
              Namun, upah buruh tetap dinaikkan, tidak menekannya, sehingga daya beli masyarakat tetap
              terjaga.

              "Inilah sebuah teori kalau ekonomi ingin stabil, maka naikkan upah, agar daya beli meningkat,
              agar upahnya bisa menyerap hasil produksi daripada industri, menyerap jualan dari pedagang
              kecil," kata Rusdi.




                                                           32
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38