Page 157 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2021
P. 157
SAMBUT PRESIDENSI G20 TAHUN 2022, KEMNAKER SODORKAN EMPAT ISU
PRIORITAS
Pemerintah Indonesia menyodorkan empat isu prioritas untuk diusung Presidensi Indonesia di
helatan G20 Tahun 2022 untuk bidang ketenagakerjaan. Forum internasional tersebut akan
membawa tajuk 'Improving the Employment Condition to Recover Together'.
Keempat isu prioritas tersebut yang akan diajukan adalah Sustainable Job Creation Towards
Changing World of Work (Penciptaan Lapangan Kerja yang Berkelanjutan dalam Menghadapi
Perubahan Dunia Kerja), dan Inclusive Labour Market and Job Quotas for People with Disabilities
(Pasar Tenaga Kerja Inklusif dan Kuota Kerja bagi Penyandang Disabilitas),
Berikutnya Human Capacity Development for Sustainable Growth of Productivity (Pengembangan
Kapasitas Manusia untuk Pertumbuhan Produktivitas yang Berkelanjutan), dan Adaptive Labour
Protection in the Changing World of Work (Perlindungan Tenaga Kerja Adaptif terhadap
Perubahan Dunia Kerja).
"Kita semua sudah melalui banyak diskusi dalam rangka kurasi, pengayaan, dan pemantapan
keempat isu tersebut untuk bisa sampai ke hari ini," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian
Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi saat membuka Rapat Koordinasi Pembahasan Substansi
Persiapan Pertemuan Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 Presidensi Indonesia 2022
di Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2021.
Anwar menambahkan, sejalan empat isu prioritas tersebut, diperlukan pendekatan dan sasaran
kebijakan untuk menciptakan pasar kerja yang berkelanjutan dan inklusif, meningkatkan
kompetensi dan keterampilan angkatan kerja, serta memastikan perlindungan yang adaptif bagi
semua pekerja di masa pemulihan dan era otomatisasi.
"Pendekatan lainnya yakni meningkatkan aksi kolektif global dalam rangka pemulihan sektor
ketenagakerjaan akibat pandemi," katanya.
Menurut Anwar, pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan secara global.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan kehilangan jam kerja sebesar 8,8 persen atau setara
dengan 225 juta pekerjaan penuh waktu.
"ILO memperkirakan bahwa pengangguran global meningkat sebesar 33 juta dan tingkat
pengangguran meningkat sebesar 1,1 persen," katanya.
Tantangan besar lainnya, lanjut Anwar, menyangkut perubahan pasar tenaga kerja karena
revolusi industri dan transformasi teknologi. Sejumlah pengamat melihat pandemi Covid-19
secara masif mempercepat proses otomatisasi melalui transisi digital dan penyesuaian terhadap
proses produksi.
"Ekonomi digital memperlebar proporsi tenaga kerja informal, yang perlu perhatian terhadap
pemenuhan standar dan norma kerja layak (decent work)," ujarnya.
Di sisi lain, kondisi kerja penyandang disabilitas juga menjadi perhatian besar. Berdasarkan
laporan WHO dan World Bank Report on Disability tahun 2011, lebih dari 15 persen dari total
populasi global atau satu miliar orang hidup dengan disabilitas. Sementara tiga persennya adalah
orang-orang yang menyandang disabilitas cukup serius.
Anwar mengungkapkan, jumlah yang tinggi tersebut menunjukkan masalah tersebut
membutuhkan perhatian bersama untuk membuka akses peningkatan keterampilan dan akses
pasar tenaga kerja yang lebih luas serta perlindungan yang memadai di tempat kerja.
156