Page 31 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 SEPTEMBER 2021
P. 31
Repi Nurhayati (21), anak kandung Yeti, di Cianjur Rabu mengatakan ibunya berangkat menjadi
pekerja migran ke negara Kuwait tahun 2004, bekerja di sektor nonformal. Saat itu, Repi masih
berusia 3 tahun.
"Selama tiga bulan komunikasi dengan keluarga, termasuk dengan saya, ketika itu, berjalan
normal, bahkan ibu saya sempat mengirim uang dan paket untuk kami. Setelah itu, kami tidak
pernah mendapat kabar lagi " katanya.
Hingga saat ini, berbagai upaya telah dilakukan anak semata wayang Yeti itu untuk mendapatkan
informasi keberadaan ibunya, namun belum membuahkan hasil karena dia tidak tahu
perusahaan jasa tenaga kerja mana yang memberangkatkanya.
Ia bercerita bahwa yang mengetahui perusahaan mana yang memberangkatkan Yeti hanya
ayahnya yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, bahkan dia tidak memiliki selembar
dokumen perihal keberangkatan dan bekerja pada siapa ibunya di negara orang.
"Sampai saya menikah dan punya anak, saya berharap masih bisa bertemu dengan ibu saya.
Saya berharap sangat ke pihak pemerintah dapat membantu mencari tahu keberadaan ibu saya.
Melalui Astakira Pembaharuan Cianjur, saya juga berharap besar dibantu," katanya.
Ketua Astakira Pembaharuan Cianjur Ali Hildan mengatakan Pekerja Migran Indonesia asal
Cianjur itu berangkat ke Kuwait secara resmi karena Tahun 2004 belum ada pemberlakuan
moratorium untuk bekerja ke Timur Tengah.
"Kami akan berusaha membantu keluarga untuk mencari tahun keberadaan Yeti yang sudah 17
tahun hilang kontak. Kami mendatangi rumah keluarganya untuk mengumpulkan informasi, baik
foto maupun keterangan pas pemberangkatan," katanya.
30