Page 43 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 43
TNI-AL juga mengambil langkah cepat untuk merespons informasi dari BP2MI. Kemarin Kepala
Dinas Penerangan TNI-AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono menyampaikan,
sanksi akan diberikan kepada siapa pun yang terlibat dalam praktik ilegal tersebut.
"Saat ini kami masih berkoordinasi dan melakukan penyelidikan terkait tuduhan tersebut," ujar
dia.
Julius menyatakan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Maigono sudah
menyampaikan, setiap prajurit yang melanggar aturan pasti disanksi. Itu, lanjut dia, sudah
menjadi prinsip.
Terpisah, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono menuturkan bahwa penyidik masih
mendalami dugaan keterlibatan oknum TNI-AU dalam pengiriman PMI ilegal.
"Keterlibatan rekan instansi lain didalami, tapi Polri fokus penanganan di luar instansi tersebut,"
terangnya kemarin di kompleks Mabes Polri.
Kasus pengiriman PMI ilegal yang berujung kapal tenggelam sedang ditangani Polda Kepulauan
Riau. Saat ini telah ditangkap dua tersangka dengan peran sebagai perekrut dan pengirim PMI
ilegal.
"Kemungkinan besar tersangka akan bertambah," ujarnya.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Ahmad Ramadan menjelaskan, dua tersangka tersebut
berinisial ABF dan JN. Dari keterangankeduanya, masih dilakukan pengembangan untuk
mengetahui mastermind pengiriman PMI ilegal.
"Dikejar semua, dari perekrut, penampung, hingga pengirim," tegasnya. Petugas juga bekerja
sama dengan Polisi Diraja Malaysia untuk meminta keterangan 13 WNI korban kapal tenggelam.
Sebagaimana diberitakan, terjadi kecelakaan kapal tenggelam di wilayah perairan Malaysia.
Kapal tersebut ternyata membawa 50 PMI ilegal. Dari 50 orang tersebut, sebanyak 21 korban
ditemukan meninggal dunia. Lalu, 14 orang selamat dan sisanya belum ditemukan. Dari 21
korban meninggal dunia, 11 orang telah dikembalikan ke keluarga masing-masing di NusaTeng-
gara Barat, Cilacap, Riau, dan Jawa Timur.
Sebelumnya, dugaan keterlibatan oknum TNI itu diungkap oleh Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Dugaan tersebut berasal dari hasil investigasi tim yang berangkat ke Kepri sejak beberapa waktu
lalu. Berdasar hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa kapal boat yang dipakai dalam peristiwa
nahas itu kerap digunakan untuk kegiatan serupa. Bukan hanya untuk mengantarkan PMI ilegal
menuju Malaysia, tapi juga sebaliknya. Menjemput mereka dari Malaysia untuk kemudian masuk
ke Indonesia tanpa harus melewati bagian imigrasi.
Menurut Benny, ada kesesuaian kapal yang digunakan pelaku dengan kapal yang berada di
Pelabuhan Gentong, Jalan Pasar Baru, Sungai Gentong, Bintan Utara. Hal itu didukung dengan
informasi kapal yang diperoleh tim investigasi. Kapal tersebut milik Susanto alias Acing.
Pengiriman PMI ilegal itu juga dilakukan secara terorganisasi. Mulai dari daerah asal,
penyambutan di Batam, pemberangkatan melalui jalur laut, hingga penyaluran ke agen tenaga
kerja di Malaysia. Anehnya, meski berulang, si pemilik kapal tak pernah tersentuh oleh aparat
hukum.
“Kenapa tidak tersentuh hukum? Karena diduga kuat mendapat perlindungan dari oknum aparat
yang ada di daerah," ucapnya.
42

