Page 44 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 44
Benny berencana melaporkan hasil investigasi itu ke pimpinan masing-masing instansi. Dia juga
akan menemui Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk membahas masalah tersebut.
"Kami tentu gunakan kata dugaan, karena kami akan serahkan masalah ini kepada pimpinan dari
instansi masing-masing. Saya akan coba bertemu panglima TNI," katanya.
Terkait penangkapan dua tersangka operator lapangan jaringan Acing, Benny menyampaikan
apresiasi setinggi-tingginya. Sebab, Mabes Polri telah menjalankan tugas dan kewenangannya
dengan sebenar-benarnya.
"Inilah yang sesungguhnya ditunggu-tunggu publik sejak lama, termasuk BP2MI. Ini kejahatan
perdagangan orang, penyelundupan manusia, penempatan secara ilegal yang sudah
berlangsung lama," ujar Benny.
Dia juga mengungkapkan, penangkapan dua tersangka di Batam itu terkait denganinfor-masi
dari media dan atase kepolisian RI di Johor Baliru, Malaysia, Rabu (15/12).Tim dari Ditreskrimum
Polda Kepri dan Polres Bintan bergerak menangkap para pelaku. Lalu, pada Jumat (24/12)
mereka berhasil menangkap Juna lskandar alias Juna bin Zimar, 39, di Kavling Harapan Jaya
Blok D No 1, Bengkong Sadai, Batam. Kemudian menangkap Agus Salim alias Agus Botak, 43, di
Pemmahan Gendana, Batam Centre.
"Juna memberangkatkan lima orang dengan barang bukti lima lembar tiket pesawat atas nama
lima PMI, buku rekening, dan motor yang dipakai menjemput PMI. Sedangkan Agus
memberangkatkan enam PMI," ungkap Benny seperti dilansir Batam Pos.
Benny juga berharap kasus ini menjadi pintu masuk untuk membongkar penyelundupan PMI
hingga ke akar-akarnya. BP2MI juga memberikan rekomendasi untuk pencegahan secara ilegal
oleh sindikat mafia penyelundup TKI, yakni pentingnya kerja bareng semua pihak, terutama
aparat hukum. Bahkan, Benny mendorong penegak hukum menggunakan UU pencucian uang
untuk memiskinkan para pelaku dan jaringannya.
"Kami berharap semua harta hasil kejahatan kemanusiaan para pelaku ini disita negara," ujarnya.
Irjen Ahmad Kartiko, ketua tim investigasi yang dibentuk BP2MI, menambahkan, biaya yang
dikenakan kepada para PMI oleh sindikat itu bervariasi. Berkisar Rp 10juta Rp 15 juta.
"Termasuk biaya transportasi pesawat dari daerah asal ke Batam sampai ke agen-agen pekerja
di Malaysia,” ujar Kartiko.
Dia juga mengungkapkan, permintaan PMI ilegal di Malaysia terbilang marak karena di negeri
jiran itu banyak sektor perkebunan dan konstruksi yang membutuhkan tenaga kerja Indonesia.
"Praktik ini sudah berlangsung lama.” kata Kartiko.
Kemarin tim Mabes Polri turun ke Pelabuhan Sei Gentong, Tanjung uban, Bintan, guna mengecek
pelabuhan dan kapal yang biasa dipakai untuk mengirim dan menjemput PMI ilegal.
"Ini kapal ya ng digunakan untuk menampung TKI ilegal sebelum diberangkatkan ke Malaysia,
kita akan cek di dalamnya," kata Kepala Operasi Misi Kemanusiaan dan Repatriasi Pekerja Migran
Indonesia (PMI) Ilegal Irjen Pol Johni Asadoma yang turun bersama Kasatgas Misi Kemanusiaan
dan Repatriasi PMI Ilegal Brigjen Pol Krishna Murti.
Jenderal bintang dua tersebut langsung naik ke kapal berukuran besar itu dengan diikuti Kapolres
Bintan AKBP Tldar Wulung Dahono.
43

