Page 89 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 89

Ringkasan

              Besaran  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  di  Jawa  Barat  dipastikan  tidak  akan  naik.
              Pasalnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah menegaskan tidak akan merevisi UMK 2021
              seperti telah dilakukan DKI Jakarta.



              KANG EMIL TAK IKUTAN ANIES MEREVISI UMK 2021

              Besaran  upah  minimum  kabupaten/kota  (UMK)  di  Jawa  Barat  dipastikan  tidak  akan  naik.
              Pasalnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah menegaskan tidak akan merevisi UMK 2021
              seperti telah dilakukan DKI Jakarta.

              Menurutnya, Gubernur DKI Jakarta bisa melakukan revisi UMK karena tidak ada pengajuan UMK
              dari bupati atau wali kota seperti halnya Jabar.

              "Nah, media kalau ngomongin upah ya harus paham juga. Jakarta itu gak ada UMK-nya. Dia tak
              ada  ajuan  dari  bupati  dan  wali  kotanya,"  tegas  Ridwan  Kamil  dalam  keterangannya,  Rabu
              (29/12/2021).

              "Jadi seorang gubernur DKI bisa mengoreksi. Logika ini dipakai untuk menilai para gubernur
              yang berbeda dengan DKI," lanjutnya.
              Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu juga menjelaskan, sebagai Gubernur Jabar, dirinya
              hanya berwenang menyetujui usulan besaran UMK dari bupati dan wali kota.

              "Kalau usulan dari bawahnya tidak berubah ya tidak ada perubahan. Jadi, Jabar tak berubah
              karena bupati wali kota tak ada yang mengusulkan revisi sampai detik terakhir," jelas Kang Emil.

              Dengan  penjelasannya  itu,  Kang  Emil  menekankan,  revisi  besaran  UMK  2021  seperti  yang
              dilakukan DKI tidak akan dilakukan di Jabar. Pasalnya, hal itu melanggar aturan.

              "Kalau bertanya seolah ada harapan gubernur merevisi, artinya saya disuruh melanggar aturan
              karena kewenangan gubernur di luar DKI. Makanya, jangan dibandingkan, menurut saya gak
              mendidik, itu membuat saya bertahan," tegas Kang Emil.
              Meskipun keukeuh tidak akan merevisi UMK 2021 sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36
              Tahun 2021, namun Kang Emil tetap memberikan solusi, agar upah buruh tetap naik. Solusi yang
              ditawarkan pun menurutnya tidak melanggar aturan.

              Dia mengatakan, PP Nomor 36 Tahun 2021 hanya mengatur upah untuk karyawan yang baru
              masuknya yang jumlahnya hanya sekitar 5 persen, sedangkan pekerja dengan masa kerja di
              atas satu tahun membutuhkan negosiasi lebih untuk mendapatkan kenaikan upah.

              "Tawaran Jabar, UMK-nya ngikut PP 36 untuk yang 5 persen pegawai baru. 95 persennya bisa
              naik antara 3-5 persen. Nah ini yang kami wacanakan. Kenapa beda? ya begitulah politik, upah
              itu carut-marut sejak zaman kapan. Kita mah korban dari proses yang awalnya gak jelas. Jadi
              tiap tahun kepala daerah dibentur-benturkan," bebernya.

              Seakan  meluapkan  kekesalannya,  Kang  Emil  bahkan  meminta  pemerintah  pusat  untuk
              menetapkan  besaran  UMK  jika  pemerintah  daerah  tak  bisa  mengajukan  diskresi,  termasuk
              berwacana terkait besaran UMK.

              "Makanya saya bilang kalau daerah tidak boleh ada diskresi lagi, sudah ketok palu saja oleh
              menteri. Jangan nyuruh bupati ngajuin, jangan nyuruh gubernur stempel berikut gak boleh juga

                                                           88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94