Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 98

Bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 600.000 itu. dikatakan Wido. dapat meringankan beban,
              khususnya bagi kaum buruh di masa pandemi sekarang ini.
              "Kalau memang benar demikian (memberikan bantuan uang), ya tentunya bagus karena dapat
              mendorong  daya  beli  masyarakat  disaat  (pandemi)  seperti  sekarang  ini,"  kata  Wido  saat
              dihubungi Warta Kota. Kamis (6/8).

              Namun. Wido berharap saat ini pemerintah tak hanya memberikan bantuan berupa uang tunai
              saja.  Sebab,  para  pekerja  .  khususnya  kaum  buni  h.  banyak  yang  mengalami  pemutusan
              hubungan kerja (PHK).

              "Seharusnya  pemerintahjuga  dapat  memikirkan  hal  tersebut  dengan  menyiapkan  lapangan
              pekerja an." ujarnya.

              "Mereka yang di PHK ini lebih sengsara lagi hidupnya. Kalau mereka yang masih bekerja dan
              mendapatkan  bantuan,  tentu  akan  merasa  terbantu,  tapi  bagaimana  dengan  yang  di  PHK?"
              tambah Wido.

              Langkah pemerintah yang membuka kursus atau pelatihan bagi para pekerja yang di PHK pun,
              menurut Wido. bukanlah solusi. Hal itu dinilainya sia-sia. lantaran sesudah pelatihan para buruh
              tak diberikan pekerjaan untuk bisa mempraktikkan keahlian dari hasil pelatihan yang dilakukan
              itu.

              Jangan politis
              Adapun Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) berharap bantuan untuk pekerja  itu
              tidak bersifat politis. "Kami belum dilibatkan dalam rencana program ini. Kami apresiasi program
              itu. tapi jangan dijadikan kaum buruh ini sebagai alat politik." ujar Sekjen FSPMI. Hatam Aziz
              kepada Warta Kota di Tangerang. Kamis (6/8).
              Menurutnya, masih banyak persoalan yang harusnya dibereskan oleh pemerintah. Seperti dana
              bansos hingga kasus pemberhentian tenaga kerja (PHK). "Khawatirnya hanya bombastis di awal
              saja program ini. tapi kedepannya tidak jalan." ucapnya.

              Aziz menyebut pihaknya juga tak ingin program ini menjadi polemik di publik. Sehingga citra
              para buruh menjadi negatif nantinya. "Kalau buruh saja yang diperhatikan untuk program ini.
              nanti masyarakat yang lain iri hati ke kami." katanya.

              Ia juga menambahkan, jangan sampai program tersebut merupakan upaya membungkam suara
              kritis kaum buruh. Sebab mereka lagi gigih -gigihnya menentang Omnibus Law.

              "Jangan  karena  kami  dikasih  bantuan  Rp  600  ribu  tapi  kami  dilarang  untuk  menyuarakan
              aspirasi," ungkapnya.

              Percuma

              Sementara itu pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menilai pemberian bantuan untuk
              pekerja itu bersifat politis dan dianggap percuma. ' Ah kalau saya sih percuma saja, bagaimana
              cara  mengawasinya?  Itu  basa-basi  politis  saja," kata  Agus  Pambagyo  saat  dihubungi.  Kamis
              (6/8).

              Dikatakan  Agus.  seharusnya  pemerintah  Indonesia  dapat  mencontoh  pemerintah  Malaysia,
              dimana semua masyarakat di sana diberikan bantuan secara menyeluruh selama satu tahun.

              Hal ini dilakukan oleh pemerintah Malaysia karena dampak pandemi. sehingga masyarakat di
              sana dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari tanpa ada kesulitan ekonomi.


                                                           97
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103