Page 237 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2021
P. 237

Khusus massa aksi dari Sidoarjo mului jam 09.00 WIB akan mengawal jalannya rapat Dewan
              Pengupahan  Provinsi  Jawa  Timur  yang  dilaksanakan  di  Kantor  Dinas  Tenaga  Kerja  dan
              Transmigrasi Provinisi Jawa Timur, Surabaya.

              Juru bicara GASPER Jatim, Jazuli menjelaskan, ada empat tuntutan dari para pekerja. Pertama,
              hentikan  politik  upah  murah  untuk  menarik  investasi  tetapi  buruh  dieksploitasi.  Selanjutnya,
              kembalikan  usulan  atau  rekomendasi  UMK  tahun  2022  ke  Bupati/Walikota  agar  dilakukan
              pembahasan  ulang  di  tingkat  Dewan  Pengupahan  Kabupaten/Kota  tanpa  menggunakan  PP
              Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, kecuali rekomendasi Bupati/Walikota yang telah
              merekomendasikan  kenaikan  upah  di  luar  ketentuan  PP  Nomor  36  Tahun  2021  dan  telah
              merekomendasikan besaran UMSK tahun 2022.

              Kemudian,  menuntut  agar  menetapkan  dan  memberlakukan  Upah  Minimum  Sektoral
              Kabupaten/Kota (UMSK) di Jawa Timur tahun 2022.

              Terakhir,  menutut  revisi  Keputusan  Gubernur  Jawa  Timur  Nomor  188/783/KPTS/013/2021
              tentang Upah Minimum Provinsi Jawa Timur tahun 2022 dan lalukan pembahasan ulang UMK
              2022  tanpa  menggunakan  PP  Nomor  36  Tahun  2021.  Lakukan  pembahasan  ulang  dengan
              mengacu kepada UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

              "Hari ini (29/11/2021) Serikat Pekerja/Serikat Buruh se Jawa Timur yang tergabung ke dalam
              aliansi Gerakan Serikat Pekerja) GASPER Jawa Timur kembali melakukan aksi demonstrasi. Aksi
              demonstrasi ini akan di pusatkan di Gedung Negara Grahadi dengan estimasi massa sebanyak
              25 ribu orang," ujar Jazuli.

              Hingga saat ini, para buruh menunggu Gubernur Khofifah Indar Parawansa untuk keluar dari
              Gedung  Negara  Grahadi  Surabaya,  agar  bisa  berkomunikasi  dengan  para  pekerja.  Mereka
              mengancam akan menetap di depan Grahadi, jika Khofifah tak keluar dan menemui mereka.

              Kontributor : Dimas Angga Perkasa





































                                                           236
   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242