Page 51 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2021
P. 51
Judul Gubernur Anies Diminta Jangan Penakut
Nama Media Pos Kota
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL Pg1&11
Jurnalis bu
Tanggal 2021-11-30 05:48:00
Ukuran 324x133mmk
Warna Warna
AD Value Rp 68.040.000
News Value Rp 680.400.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
neutral - Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) Teman-teman, kami memahami dan kami saat
ini sedang bersama-sama memperjuangkan agar UMP di Jakarta naik lebih tinggi daripada
formula yang ada sekarang
neutral - Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) Formula ini kalau diterapkan di Jakarta tidak
sesuai. Karena itu, kita mengirimkan surat formulanya harus memberikan rasa keadilan. Jadi itu
sudah kami kirimkan dan sekarang kita sedang fase pembahasan
neutral - Said lqbal (Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)) Kami berkeyakinan
Gubernur Anies akan menangguhkan penetapan UMP. Anies akan mempertimbangkan hal itu.
Kami membuat legal opinion akan diserahkan hari ini
Ringkasan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui massa buruh yang melakukan unjuk rasa di
depan Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (29/11/2021).
Kemunculan orang nomer satu di Pemprov DKI tersebut pun, sontak disambut riuh para buruh
yang memang telah menunggunya. Beberapa dari mereka bahkan meneriaki Anies, minta tidak
jadi gubernur penakut.
GUBERNUR ANIES DIMINTA JANGAN PENAKUT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui massa buruh yang melakukan unjuk rasa di
depan Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (29/11/2021).
Kemunculan orang nomer satu di Pemprov DKI tersebut pun, sontak disambut riuh para buruh
yang memang telah menunggunya. Beberapa dari mereka bahkan meneriaki Anies, minta tidak
jadi gubernur penakut.
"Pak Anies Baswedan jangan menjadi Gubernur yang bencong, jangan jadi Gubernur yang takut,
karena hari ini jelas-jelas itu putusan MK, Gubernur DKI harus berani melawan itu, Gubernur
Jabar belum menetapkan upah, kenapa berani," teriak salah seorang buruh.
50