Page 123 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 05 AGUSTUS 2019
P. 123
Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta hakim menghukum
Zariah 13 tahun penjara, sedangkan Mohamad dengan 18 bulan penjara.
Zariah dinyatakan bersalah pada pengadilan tingkat pertama pada 2017 lalu. Zariah
dinyatakan bersalah atas 12 dakwaan, termasuk memukul bagian belakang kepala
Khanifah dan mulutnya dengan palu.
Zariah memukul telinga kiri Khanifah dengan tongkat bambu, memukul kening sang
pembantu dengan alat penumbuk dan menikam bahunya dengan gunting.
Dia juga menyayat lengan bawahnya menggunakan pisau pemotong, dan yang
terakhir mendorong dengan paksa jari kelingking Khanifah hingga patah.
Sementara Mohamad dinyatakan bersalah atas tuduhan memukul kepala
pembantunya yang kala itu berusia 32 tahun menggunakan wajan penggorengan di
apartemen mereka di Woodlands. Aksi kekerasan tersebut terjadi antara Juni dan
Desember 2012 lalu.
Zariah sempat membantah tuduhan tersebut. Dia berdalih menderita dua pukulan
dan lumpuh di sisi kirinya.
Namun, jaksa mengatakan bukti medis menunjukkan organ tubuh Zariah berfungsi
normal.
Khanifah telah mengabdi kepada mereka sejak 2011 lalu, awalnya baik-baik saja.
Namun, hubungan mereka mulai memburuk sejak Juni 2012, di mana Zariah kerap
kali memarahi dan menyiksa Khanifah secara fisik.
Siksaan yang terus diterima Khanifah selama hampir setengah tahun lamanya, telah
mengakibatkan dirinya mengalami cacat di telinga kirinya dan bekas luka yang
menonjol di bagian dahi, belakang kepala, dan bahunya, serta mengganggu fungsi
jari kelingking kirinya.
Seperti dilansir dari The Strait Times, Khanifah mengaku bahwa cacat fisik yang
dialami membuatnya malu akan penampilannya. Ia juga berpikir bahwa banyak
orang yang jijik dengan wajahnya sekarang.
Zariah juga tidak mengizinkan Khanifah menggunakan telepon ataupun berbicara
dengan tetangga. Khanifah kerap diperintahkan untuk masuk ke toilet dapur setiap
kali ada tamu yang datang ke apartemen mereka.
(ajw/dea).
Page 122 of 151.