Page 67 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 JULI 2020
P. 67

Direktur jenderal pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo, mengatakan salah satu kendala
              bagi  UMKM  adalah  kewajiban  untuk  memiliki  nomor  pokok  wajib  pajak  (NPWP).  Untuk
              mempermudahnya, pihaknya sudah bekerja sama dengan jaringan bank milik negara seperti
              BRI, BNI, dan Bank Mandiri.



              SUNTIKAN DANA SAJA BELUM CUKUP

              Upaya mengungkit perekonomian melalui koperasi dan UMKM tak eukup hanya dengan bantuan
              pembiayaan. Problem permintaan juga perlu segera diselesaikan.

              Di tengah ancaman resesi akibat pan-demi Covid-19, koperasi serta usaha mikro, kecil, dan
              menengah diharapkan menjadi penggerak perekonomian. Namun, perlu skema bantuan yang
              lebih komprehensif dan tepat sasaran untuk menggerakkan sektor tersebut.

              Sebelumnya,  Presiden  Joko  Widodo  memerintahkan  percepatan  pemberian  relaksasi  dan
              bantuan  likuiditas  kepada  koperasi  serta  usaha  mikro,  kecil,  dan  menengah  (UMKM)  agar
              mereka  tidak  semakin  terdampak  perlambatan  ekonomi  akibat  pan-demi.  Sektor  itu  juga
              diharapkan menjadi aktor pengungkit ekonomi nasional.

              Bantuan likuiditas itu merupakan bagian dari anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional
              bagi koperasi dan UMKM dengan total Rp 123,46 triliun. Selain bantuan likuiditas, anggaran
              disalurkan  melalui  program  subsidi  bunga  kredit  usaha  rakyat  serta  penempatan  dana
              pemerintah di bank untuk restrukturisasi kredit UMKM.

              Ketua  Bidang  Organisasi  International  Council  for  Small  Business  Samsul  Hadi,  Jumat
              (24/7/2020),  mengatakan,  bantuan  pembiayaan  dan  modal  ke  UMKM  bukan  solusi  tunggal
              untuk memberdayakan UMKM. Program pembiayaan juga harus menempel pada pemasaran
              dan pendampingan terhadap pelaku usaha.
              "Akar masalahnya tak hanya dana karena semua pelaku usaha menghadapi turbulensi pasar
              dan permintaan. Lebih baik kalau (bantuan pembiayaan) ini diiringi belanja pemerintah dan
              belanja masyarakat yang didorong agar lebih cepat," katanya.

              Ikhtiar memberdayakan UMKM sebagai penggerak perekonomian kerap terken-dala pendataan
              dan penyaluran yang tak tepat sasaran. "Programnya ada, dananya banyak, tetapi diserahkan
              kepada siapa? Ini menjadi pertanyaan karena datanya tidak ada. Akhirnya (bantuan) tersebar
              ke mana-mana dan tidak tepat titiknya," kata Samsul.

              Krisis  kali  ini  dinilai  menjadi  momentum  untuk  membenahi  data.  Masalah  klasik  dan  krusial
              adalah  pendataan  detail  tentang  persebaran  usaha  sektor  informal,  koperasi,  dan  UMKM  di
              Indonesia.

              Pengajar  Fakultas  Ekonomi  Universitas  Parahyangan  dan  peneliti  Akatiga  Center  for  Social
              Analysis, Indrasari Tjan-draningsih, berpendapat, hal terpenting dalam memberdayakan sektor
              informal dan UMKM adalah konsolidasi data nasional. "Kelemahan data selalu menjadi kendala
              karena kita tak tahu siapa saja, berapa, di mana saja, dan bagaimana demografinya," tutur
              Indrasari.
              Lewat koperasi

              Presiden  meminta  penyaluran  bantuan  dipercepat  agar  bangsa  Indonesia  tidak  kehilangan
              momentum  untuk  melecut  pertumbuhan  ekonomi.  Pertumbuhan  ekonomi  triwulan  IV-2020
              sangat tergantung dari pergerakan roda perekonomian pada Juli, Agustus, dan September. Roda


                                                           66
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72