Page 11 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 11

Pertama, pelaksanaan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan bekerja di
              kantor/tempat kerja atau Work From Office (WFO).
              Kedua, pelaksanaan upah dan hak-hak pekerja lainnya. Adapun, ruang lingkup ketiga yang diatur
              dalam beleid ini adalah pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

              "Dalam Kepmenaker tersebut, kita sampaikan acuan atau pedoman bagi pengusaha dan pekerja
              yaitu pengusaha yang memberlakukan sistem kerja WFH tetap wajib membayar upah," kata
              Putri dalam siaran pers, Senin (16/8/2021).

              Adapun,  untuk  WFO,  harus  diatur  persentase  pekerja  yang  bekerja  secara  WFO,  serta
              pengaturan  shifting  atau  pembagian  waktu  kerja  dan  hari  kerja  dalam  satu  bulan  secara
              bergiliran.

              "Jam kerja juga diatur dengan sebaik-baiknya dengan mengutamakan mereka yang sehat. Bagi
              ibu hamil atau rentan sakit agar bekerja dari rumah saja," ujarnya.

              Dalam  Kepmenaker  No.  104/2021  ini  juga  dijelaskan  mengenai  perusahaan  yang  terpaksa
              merumahkan pekerja karena dampak pandemi Covid-19. Di mana pekerja/buruh tetap berhak
              atas gaji/upah saat dirumahkan.

              Lalu perusahaan yang secara finansial tidak mampu membayar upah bagi para pekerja, maka
              pengusaha dan pekerja dapat membuat kesepakatan penyesuaian upah.

              Perhitungan iuran manfaat jaminan sosial bagi pekerja, pesangon, dan hak-hak lain bagi pekerja,
              yang dihitungkan dengan upah, maka harus mengacu kepada upah sebelum penyesuaian.

              Adapun,  ruang  lingkup  ketiga  yang  diatur  dalam  beleid  ini  adalah  pencegahan  Pemutusan
              Hubungan  Kerja  (PHK).  PHK  adalah  jalan  terakhir  dan  satu-satunya  yang  bisa  diambil  jika
              pandemi Covid-19 berdampak terhadap keberlangsungan usaha.

              "Namun, harus suatu keputusan bersama antara pengusaha dan pekerja," katanya.
              Jika PHK terpaksa dibuat karena ketidakmampuan finansial perusahaan, maka harus dibuktikan
              dengan laporan finansial perusahaan bahwa perusahan tersebut sudah tidak mampu.

              Dalam dialog bipartit dengan putusan PHK kiranya melibatkan dinas ketenagakerjaan setempat
              dan jangan lupa tetap memberikan hak-hak pekerja walaupun perusahaan itu bangkrut.




























                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16