Page 238 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 238

Mendengar  hal  tersebut,  KSP  bersama  dengan  Kementerian  Tenaga  Kerja  dan  Kementerian
              Kesehatan berkolaborasi mencarikan solusi pada permasalahan tersebut hingga akhirnya negara
              penempatan mau kembali membuka pintunya bagi pekerja migran Indonesia. Sertifikat vaksin
              merupakan salah satu isu yang terus dikawal oleh KSP.

              Bahkan  Kepala  Staf  Kepresidenan  memberikan perhatian  khusus  terkait  penyelesaian  isu  ini.
              Untuk  itu,  KSP  kembali  menggelar  Rapat  Koordinasi  bersama  Kementerian  Kesehatan  dan
              Kementerian Tenaga Kerja, secara daring dari Jakarta. Rakor tersebut membahas bagaimana
              sertifikasi vaksin bagi para CPMI/PMI.

              "Presiden Joko Widodo meminta agar para CPMI/PMI mendapat fasilitas untuk berangkat ke
              negara tujuan penempatan, karena akan sangat berdampak untuk membantu agenda ekonomi,"
              ujar Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan.

              Abetnego menjelaskan, selama ini Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh CPMI ketika
              ingin  berangkat  ke  negara  penempatan.  Mulai  dari  tidak  terbacanya  QR  Code  pada  aplikasi
              PeduliLindungi, hingga jenis vaksin CPMI tidak sesuai atau tidak diakui oleh pemerintah negara
              tujuan penempatan.

              Perwakilan Kemenaker Yusuf Setiawan memaparkan, negara penempatan yang masih terkendala
              adalah  Kuwait,  lantaran  negara  tersebut  tidak  menerima  CPMI  yang  mendapat  jenis  vaksin
              Sinovac. Hingga akhirnya keberangkatan dan penempatan 176 CPMI/PMI ke Kuwait tertunda.

              Sementara itu, beberapa negara memberikan syarat kepada para CPMI/PMI agar memperoleh
              booster dengan vaksin Sinovac lebih dulu.

              Korea  Selatan,  Kuwait,  Arab  Saudi,  Yordania,  Uni  Emirat  Arab  menyarankan  CPMI  untuk
              melakukan vaksin ulang, sedangkan untuk Qatar belum ada informasi resmi dari Pemerintah
              Qatar terkait booster.

              "Di Indonesia sendiri, keinginan untuk booster baru direncanakan  pada tahun 2022, dengan
              skema berbayar terkecuali untuk PBI (Penerima Bantuan Iuran) tidak perlu membayar apabila
              memerlukan booster," ungkap Yusuf.

              Adapun Dit. Binapenta Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Kemenaker Edo menyampaikan,
              aplikasi  PeduliLindungi  saat  ini  hanya  mencantumkan  NIK  dan  belum  mencantumkan  nomor
              paspor pada sertifikat vaksin.

              Kemudian  pengembangan  QR  Code  selanjutnya  akan  dilakukan  pembahasan  terkait
              pengembangan teknis, agar nantinya dapat terbaca oleh negara penempatan CPMI/PMI.

              Sementara  itu,  Kepala  Pusat  Data  dan  Informasi,  Kementerian  Kesehatan  Anas  Ma'ruf
              mengatakan, nomor paspor belum dapat "digenerate" ke dalam sertifikat vaksin pada aplikasi
              PeduliLindungi,  sehingga  membutuhkan  waktu  untuk  dapat  memasukkan  nomor  paspor
              tersebut.

              Anas pun memaparkan beberapa opsi untuk 'interoperabilitas' dan 'rekognisi' vaksin Indonesia
              di  negara  lain.  Pertama,  verifikasi  manual  di  setiap  negara  melalui  masing-masing  kedutaan
              seperti melalui vaksin.dto.kemkes.go.id. Kedua, verifikasi antar sistem dengan interoperabilitas
              yang aman.

              Selain itu ada juga opsi verifikasi melalui contoh standar DIVOC (WHO), EU Standard. "Sehingga
              sertifikat  vaksin  Indonesia  dapat dihubungkan dengan  standar  DIVOC. Opsi  ini  masih dalam
              proses dan diupayakan akan selesai pada bulan depan," ungkap Anas. Dikutip Antara. [gil].



                                                           237
   233   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243