Page 240 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 240

Bandung yang rencananya akan dihadiri oleh 3.000 buruh. Mereka meminta pemerintah untuk
              menaikkan upah minimum secara layak, bukan hanya sekitar 1,09%.
              "Tuntutannya sama. Pertama, meminta MK membatalkan UU Cipta Kerja. Kedua, meminta upah
              minimum tahun 2022 diputuskan secara adil dan bijaksana," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat
              Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit KSPSI Roy Jinto dalam konferensi pers, Kamis
              (24/11/21).

              Selain melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung sate, buruh juga bakal mengirimkan lebih
              banyak anggotanya untuk pergi ke Jakarta, yakni 5.000 buruh bakal mendatangi di depan patung
              kuda.

              Dalam  aksinya  di  Jakarta,  buruh  membawa  beberapa  tuntutan,  yakni  menolak  formula
              penetapan  upah  minimum  menggunakan  peraturan  Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021
              tentang Pengupahan. Dengan cara ini, upah buruh diprediksi tidak akan naik signifikan meski
              berjalan 10 tahun ke depan.
              Kemudian ada kabar mendadak bahwa besok merupakan sidang pembacaan putusan gugatan
              uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus
              Law di Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Kami  berharap  hakim  MK  bisa  berlaku  seadil-adilnya.  Karena,  saya  yakin  MK  merupakan
              benteng keadilan terakhir yang bisa memutuskan secara adil dan selalu ada untuk kepentingan
              seluruh rakyat Indonesia," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)
              Andi Gani Nena Wea.

              Selain itu, ada juga permintaan agar Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian merevisi atau bahkan
              mencabut instruksi Mendagri ke kepala daerah dalam rangka penetapan upah minimum.

              "Kami ingin dibuka ruang dialog, ruang argumentasi yang adil," sebut Andi Gani.







































                                                           239
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245