Page 62 - Favor Of God (E-Book)
P. 62
mereka, namun tampak dalam percakapan mereka. Perilaku
buruk ini sudah dikenal luas dan bahkan dianjurkan kepada para
pengikut mereka. Kedua dosa tersebut adalah kemunafikan dan
pikiran duniawi. 43
Perilaku salah dalam berdoa tersebut adalah mengucapkan doa-
doa di depan umum supaya dilihat orang (ay.5) dan berdoa dengan
bertele-tele (ay.7). Yesus mengatakan bahwa semua itu adalah
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah (ay.7)! Ia kemudian
mengatakan bahwa “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya (ay.8)”. Menjadi pertanyaan bagi
kita semua, jikalau Bapa di Surga sudah mengetahui apa yang
kita perlukan, lalu mengapa kita masih perlu berdoa? Dan jikalau
Ia sudah mengetahui apa yang kita perlukan, lalu mengapa Ia
tidak langsung menjawab doa-doa kita? Apakah makna doa yang
sesungguhnya?
Menarik sekali bahwa di ayat ke-9 Yesus menyambung dengan
seruan “karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di Surga….”
Pada bagian ini Yesus mengajar pendengarnya untuk memanggil
Tuhan Allah dengan sapaan “Bapa”. Dengan menyapa Allah sebagai
“Bapa,” sesungguhnya kita menempatkan diri dalam posisi anak
yang dekat dan bergantung kepada orang tuanya. Hal ini mengubah
pemahaman kita sebelumnya tentang Allah Maha Kuasa dan Kudus
yang seolah “jauh” dari manusia yang berdosa. Seperti yang ternyata
dalam tulisan Paus Francis,
‘Father.’ Without saying this word, without taking it to
heart, we cannot pray. To whom do I pray? Almighty God?
Too far away.... We have to pray to the Father ... who has
begotten us, the one who has given us life. 44
43 “Tafsiran Aliktab Matthew Henry - Matius 6,” accessed July 1, 2020, http://
www.tafsiranalkitabmatthewhenry.org/matius-5-7/matius-6/.
44 Pope Francis, Our Father: Reflections on the Lord’s Prayer, Terjemahan Bahasa
Inggris Oleh Matthew Sherry (New York: Penguin Random House LLC, 2018),
11-12.
54 Favor of God