Page 6 - Pertemuan 3
P. 6
2) Kaul ketaatan
Kemerdekaan atau kebebasan adalah milik manusia yang sangat berharga. Segala usaha
akan dilakukan orang untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya.
Dengan kaul ketaatan, orang memutuskan untuk taat seperti Kristus (Yoh 14: 23-24;
Flp 2:7-8),melepaskan kemerdekaannya, dan taat kepada pembesar (meletakkan
kehendaknya di bawah kehendak pembesar) demi Kerajaan Allah. Ketaatan religius
adalah ketaatan yang diarahkan kepada kehendak Allah. Ketaatan kepada pembesar
merupakan konkretisasi ketaatan kepada Allah.
Maka itu, baik pembesar maupun anggota biasa perlu bersama-sama mencari dan
berorientasi kepada kehendak Allah. Dalam kaul ketaatan pun dapat dibedakan aspek
asketis dan aspek apostolis.
(1) aspek asketis, ketaatan religius dimengerti sebagai kepatuhan kepada
pembesar, terutama guru rohani.
(2) aspek apostolis ketaatan religius berarti kerelaan untuk membaktikan diri
kepada hidup dan terutama kerasulan bersama.
3) Kaul keperawanan
Hidup berkeluarga adalah hak setiap orang. Dengan mengucapkan dan menghayati
kaul keperawanan, orang yang hidup membiara melepaskan haknya untuk hidup
berkeluarga demi Kerajaan Allah. Melalui hidup selibat ia mengungkapkan
kesediaan untuk mengikuti dan meneladani Kristus sepenuhnya serta membaktikan
diri secara total demi terlaksananya Kerajaan Allah.
Inti kaul keperawanan bukanlah ”tidak kawin”, melainkan penyerahan secara menyeluruh
kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan
terus-menerus berusaha mengarahkan diri kepada Kristus terutama melalui hidup doa.
Singkat, ketiga kaul itu dapat dikatakan sebagai suatu sikap radikal untuk mencintai
Bapa (keperawanan), pasrah kepada kehendak Bapa (ketaatan), serta bergantung
dan berharap hanya kepada Bapa (kemiskinan).
6