Page 56 - M-POWER_I/2025
P. 56
LOKER
5 KALIMAT LOWONGAN KERJA INI
BISA JADI TANDA PERUSAHAAN TOXIC
B AYANGKAN begini: kamu baru saja lulus kuliah, onboarding yang jelas. Akibatnya, karyawan baru seperti
dilempar ke kolam renang dalam tanpa pelampung.
penuh semangat, dan bertekad menemukan
pekerjaan impian. Buka satu aplikasi pencari Akibatnya, banyak karyawan baru merasa kebingungan
kerja, dan—taraaa!—ribuan lowongan terpampang indah sejak hari pertama. Tanpa arahan yang jelas, mereka
di layar. Judulnya bombastis, deskripsinya menggoda, harus mencari cara sendiri untuk bekerja, bahkan urusan
dan fotonya penuh wajah sumringah. teknis sederhana seperti menyiapkan peralatan kerja
Tapi, tunggu dulu. Tidak semua kata manis dalam iklan pun dibebankan kepada individu. Hal ini menimbulkan
lowongan kerja berarti kabar baik. Ada kalimat-kalimat rasa frustrasi dan membuat adaptasi menjadi lebih
yang sekilas terlihat keren, namun jika dibaca lebih kritis berat.
justru menjadi “alarm bahaya” tentang budaya kerja di
56 dalamnya. 2. “Tahan Tekanan” (work well under pressure)
Seperti kata pepatah, “don’t judge a book by its cover”. Bekerja memang ada tekanannya. Tapi jika kalimat ini
Begitu juga dengan lowongan kerja—jangan cepat terlalu sering muncul, biasanya artinya target tidak
terpikat hanya karena bahasanya terdengar meyakinkan. realistis, budaya kerja penuh lembur, dan kesehatan
mental kurang diperhatikan.
Kenapa Harus Waspada? Dampaknya, pekerja sering mengalami kelelahan fisik
Iklan lowongan kerja pada dasarnya adalah cermin dan mental. Target yang tidak realistis mendorong
budaya perusahaan. Kata-kata yang dipilih HRD lembur berkepanjangan, sementara waktu istirahat
terkadang tidak netral; ada pesan tersembunyi. berkurang drastis. Lama-kelamaan, kondisi ini bisa
Masalahnya, kalau pencari kerja terlalu terburu-buru, berujung pada burnout yang merusak produktivitas dan
mereka bisa terjebak janji manis yang ternyata menutupi kesehatan.
realitas pahit: lembur tanpa henti, jobdesk yang tidak
jelas, hingga sistem kerja yang bikin stres. 3. “Lingkungan Serba Cepat” (fast-paced environment)
Kedengarannya dinamis, penuh energi, seperti Silicon
5 Kalimat yang Sering Muncul dan Makna Valley. Tapi kenyataannya sering berarti ritme kerja tidak
Tersembunyinya manusiawi, jam kerja panjang, dan work-life balance
nyaris mustahil.
1. “Bisa Bekerja Secara Mandiri” (self-starter) Konsekuensinya, jam kerja menjadi panjang dengan
Kalimat ini memberi kesan bahwa perusahaan butuh ritme yang tidak manusiawi. Banyak karyawan merasa
orang tangguh yang siap tancap gas. Tapi di baliknya, kehilangan keseimbangan hidup, sehingga kehidupan
bisa jadi tidak ada bimbingan, mentoring, atau sistem pribadi mereka ikut terganggu.
Edisi Semester I-2025
EDISI SEMESTER I-2025

