Page 17 - Hujan bulan Juni Pilihan sajak by Sapardi Djoko Damono
P. 17
BUNGA-BUNGA DI HALAMAN
mawar dan bunga rumput
di halaman; gadis yang kecil
(dunia kecil, jari begitu
kecil) menudingnya
mengapakah perempuan suka menangis
bagai kelopak mawar, sedang
rumput liar semakin hijau swaranya
di bawah sepatu-sepatu
mengapakah pelupuk mawar selalu
berkaca-kaca; sementara tangan-tangan lembut
hampir mencapainya (wahai, meriap
rumput di tubuh kita)
1968
PERTEMUAN
perempuan mengirim air matanya
ke tanah-tanah cahaya, ke kutub-kutub bulan
ke landasan cakrawala; kepalanya di atas bantal
lembut bagai bianglala
lelaki tak pernah menoleh
dan di setiap jejaknya: melebat hutan-hutan,
hibuk pelabuhan-pelabuhan; di pelupuknya sepasang matahari
keras dan fana
dan serbuk-serbuk hujan
tiba dari arah mana saja (cadar
bagi rahim yang terbuka, udara yang jenuh)
ketika mereka berjumpa. Di ranjang ini
1968
Manuskrip puisi “Hujan Bulan Juni” Sapardi Djoko Damono 17