Page 154 - oke mutiara kebun sawit
P. 154
sadar air mataku menetes mengalir lembut melewati
pipi. Hari itu aku datang membawa sebuah kamera
untuk mengabadikan mereka, tidak pernah ada
komando sebelumnya, namun kakak beradik itu
seperti mendapat bisikan untuk berbaju rapih pada
hari ini.
Satu persatu aku panggil para jagoanku
menuju kain merah yang sudah kupersiapkan. Ece
dan Acok ada dalam antrian berikutnya senyum
mereka teramat manis hari itu diantara kegaduhan
anak-anak yang lainya Ece dan Acok masih tetap
tenang. Aku tak bisa membawa kalian dan ini adalah
kepingan sejarah yang harus ku bawa, hatiku
bergumam. Setelah hari itu aku pulang untuk
bertugas di tempat lain tak ada kabar perpisahan
sebelumnya karena memang sengaja aku tak ingin
150 | M u t i a r a K e b u n S a w i t