Page 25 - Buku Digital (HAKI)_Neat
P. 25
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya
“... betapa kertas yang telah kutulisi dengan pensil tinta, dengan perlahan-
lahan kuletakkan di atas meja di muka mikrofon. Perasaanku yang mula-mula
mengandung kegelisahan dan kekhawatiran dapat kutentramkan kembali dengan
ucapan “bismillahirohmanirrohim”, atas nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Aku percaya bahwa aku benar, oleh karena itu pasti aku akan memperoleh
jalan yang benar pula....
Pidatoku mulai kubaca. Segenap perasaanku kutumpahkan kepada segala
kejadian yang telah kualami di Jakarta, yang pada saat itu kulukiskan kembali di muka
mikrofon. Aku lupa bahwa aku sedang berada sendirian di dalam studio. Seolah-olah
di mukaku ada beribu-ribu, bahkan berpuluh-puluh ribu orang yang mendengarkan
pidatoku. Seakan-akan para pendengarku itu seorang demi seorang kudekati dan
kupegang bahunya, kuajak waspada, bersiap, menghadapi bahaya yang mendatang,
tak dapat kulukiskan betapa gemberiku, ketika selesai membaca. Hampir tak
kubersihkan peluh yang membasahi mukaku, kalau bukan kawan-kawan yang
mengingatkan mengenai hal itu.
Pidato-pidato Bung Tomo yang disiarkan melalui radio pemerintah, dapat
terlaksana dengan baik berkat bantuan Doel Arnowo, Residen Sudirman, dan kawan-
kawan lainnya. Setelah Bung Tomo meninggalkan radio pemerintah, kemudian Doel
Arnowo memberikan pesan kepada Bung Tomo agar mendirikan pemancar radio
sendiri. Setelah itu, kawan-kawan Bung Tomo, seperti Hasan Basri, Ali Oerip, dan
Soemadi memberikan dukungan untuk siap membantu Bung Tomo dalam upaya
mendirikan pemancar radio sendiri, yang nantinya radio tersebut diberi nama “Radio
Pemberontakan”.
Bung Tomo pada awalnya menerima bantuan pesawat pemancar gelombang
pendek untuk pembuatan radio pemberontak dari Moestopo (Notosusanto, 1985: 117).
Pesawat pemancar gelombang pendek ini berasal dari bekas milik tentara Jepang yang
disita oleh Tentara Keamanan Rakyat. Moestopo memberikan bantuan kepada Bung
Tomo, karena Mustopo sangat mendukung rencana-rencana propaganda yang akan
dilakukan Bung Tomo menggunakan media radio. Sebab dengan propaganda-
propaganda tersebut yang nantinya akan
membakar semangat rakyat Surabaya untuk
berjuang menghadapi tentara Inggris dan
sekutunya. Kemudian pesawat pemancar
radio tersebut diperbaiki oleh Hasan Basri.
Hasan Basri dan kedua temannya yang
Markas Radio Pemberontakan bernama Ali Oerip dan Soemadi
(Sumber: https://lensaindonesia.com) memberikan bantuan kepada Bung Tomo
17
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI