Page 32 - MAJALAH 198
P. 32

PR OFIL






                                                                                 Di semester kedua dan ketika, Ia
                                                                               mendatangi rental komputer dekat
                                                                               kampusnya. Kebetulan rental tersebut
                                                                               sedang membutuhkan penerjemah.
                                                                               Akhirnya Anggipun dipercaya untuk
                                                                               ikut menerjemahkan. Dari sana ia
                                                                               pun mendapat uang tambahan untuk
                                                                               sekedar membeli sabun favoritnya.
                                                                               Sementara kiriman dari kedua
                                                                               orangtuanya khusus untuk membayar
                                                                               sewa kost dan makan sehari-hari.

                                                                               ORGANISASI DAN PARPOL
                                                                                 Singkat cerita, tahun 1998
                                                                               Anggia berhasil menyelesaikan
            Anggia saat melakukan aksi penanaman pohon di dapilnya. Foto: dok/nvl  perkuliahannya. Ia pun pamit kepada
                                                                               kedua orangtuanya hijrah ke Ibu
                                                                               Kota untuk mengadu nasib. Dengan
            menyukai bahasa Inggris,” papar wanita   dan harus melakukan pendampingan oleh   berbekal ijazah S-1 plus sertifikat
            kelahiran Sragen 25 September 1974 ini.  perempuan dan anak-anak, maka saya   TOEFL yang dimiliiki, Anggia hijrah
              Akhirnya, Anggia pun 'terpaksa'   yang lembut tdak terlihat lagi,” ujarnya.   ke Ibukota. Awalnya, Ia tinggal di
            memilih jurusan bahasa Inggris dan   Bersyukur Anggia memiliki kedua   rumah salah seorang kakaknya yang
            ujian masuk perguruan tinggi yang   orangtua, khususnya Sang Ibu yang   kebetulan sudah lebih dulu hijrah
            sejatinya juga bukan pilihan utamanya.   selalu mendukungnya di berbagai   ke Jakarta dan bekerja di salah satu
            Dan akhirnya takdir pun mengamini,   kegiatan. Baginya dukungan dan   stasiun TV nasional. Oleh salah
            Anggia memang tidak harus menjadi   kepercayaan sang Ibu menjadi   seorang Pamannya, Anggi diminta
            seorang PNS, namun ia harus       motivasi tersendiri. Terlebih lagi   untuk tinggal di rumahnya sambil
            mendalami pelajaran yang sama sekali   di masa itu, tak sedikit orangtua   mendapat pekerjaan tetap. Namun di
            tidak disukainya. Meskipun kemudian   di lingkungan tempat tinggalnya   rumah pamannya itu Anggi pun tak
            dipertengahan perkuliahannya di   yang masih melihat gender dalam   bertahan lama. Hingga kemudian ia
            Universitas Negeri Malang, Anggia   memandang segala sesuatunya.   memutuskan untuk kost di dekat kantor
            mengaku sangat menikmatinya       Sehingga tidak sedikit anak      PBNU yang kebetulan ia sudah resmii
            pelajaran tersebut. Pasalnya, tidak   perempuan yang sejatinya cerdas dan   menjadi kader NU.
            sedikit ilmu atau buku dari bidang ilmu   mumpuni diberbagai bidang, namun   “Walau bahasa Inggris saya Pas-pas
            pengetahuan lain yang menggunakan   tak bisa maju karena terhalang stigma   an tapi kebetulan sekali ketika itu kader
            bahasa Inggris. Terlebih lagi, bahasa   bahwa anak perempuan tidak boleh   NU masih sedikit yang bisa bahasa
            Inggris menjadi salah satu bahasa   terlalu aktif di luar rumah.   Inggris. Sehingga saat itu alhamdulillah
            pengantar internasional.           “Kepercayaan dan dukungan dari   saya diterima dengan baik oleh Kyai
              Di sisi lain, saat menjadi mahasiswa,   kedua orangtua saya itu jadi sebuah   dan pengurus lainnya. Bahkan tak
            jiwa organisatoris Anggia muncul kembali.   motivasi tersendiri untuk berbuat lebih   berapa lama saya diikut sertakan dalam
            Ia tidak hanya aktif di organisasi kampus   baik lagi dan lagi. Di sisi lain, itu juga   pertukaran pelajar ke Jepang yang
            seperti Senat, namun lebih dari itu,   semakin membuat saya kuat dan tidak   uang sakunya pun lumayan, dan bisa
            Anggia aktif di organisasi luar kampus.   gampang menyerang. Itu yang sangat   saya jadikan modal untuk membayar
            Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia   saya syukuri,” aku Anggia.   kost selama beberapa bulan,” akunya.
            (PMII) salah satunya. Diceritakan Anggia,   Saat kuliah menjadi babak tersendiri   Bahkan istri dari Sultonul Huda ini
            saat itu dirinya sangat tertarik dengan   baginya. Perjuangan hidup dirantau   kemudian berhasil menyelesaikan
            berbagai isu lokal dan nasional. Sebut   dengan uang kiriman seadanya dari   program pasca sarjananya dengan
            saja tentang buruh dan ketenagakerjaan,   kedua orangtuanya secara tidak   mengambil jurusan Magister ilmu
            serta permasalahan perempuan dan anak,   langsung membuatnya harus memutar   Kesehatan Masyarakat di Univeristas
            disertai kritikan berbagai kebijakan di   otak agar bisa mendapat uang   Indonesia. Berbarengan dengan
            dalamnya.                         saku tambahan yang cukup untuk   perkuliahannya tersebut, Anggia yang
              “Saya kelihatannya memang lembut   membayar sewa kost, makan sehari-  memang sejak kecil sangat dekat
            ya, tapi begitu ada di sebuah organisasi   hari dan berbagai kebutuhan lainnya.   dengan NU pun kemudian didapuk



             32     PARLEMENTARIA      EDISI 198      TH. 2021
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37