Page 19 - BULETIN 1163 UPDATE
P. 19

RUU MHA Tidak                                                   mengenai RUU MHA tersebut berada
                                                                                  Diketahui, sejauh ini, wacana
      BALEG - DPR RI  Tinggalkan                                               budaya masyarakat adat, termasuk
                                                                               dalam perdebatan antara investasi/
                                                                               pembangunan dengan hak-hak sosial-

                                                                               perlindungan terhadap Hak Ulayat.
               Masyarakat Adat
                                                                               Namun demikian, Wakil Ketua Badan
                                                                               Legislasi (Baleg) DPR RI ini menekankan
                                                                               persoalan diametral tersebut justru
               Nikmati Hak
                                                                               dimoderasi dengan pasal-pasal di
                                                                               menjamin keberlangsungan masyarakat
               Pembangunan                                                     dalam RUU MHA itu sendiri, yang
                                                                               hukum adat dalam menikmati hak
                                                                               pembangunanya oleh negara. 
                                                                                  “Narasi diametral ini harus sama-
                                                                               sama kita gantikan dengan narasi
                                                                               yang lebih positif dan konstruktif
                                                                               agar tercapai titik temu yang dapat
                       etua Panja Rancangan    pembangunan. Justru, kita harus   memenuhi kehendak-kehendak yang
                       Undang-Undang Masyarakat   melihat bahwa ada kebutuhan   ada,” tegas Willy. 
                       Hukum Adat (RUU MHA)    internal masyarakat hukum adat
              K Willy Aditya memastikan,       terhadap pembangunan yang harus
               RUU MHA tidak meninggalkan      difasilitasi negara. Ini yang diusulkan
               masyarakat hukum adat dari      di dalam draf RUU MHA,” jelas Willy
               menikmati hak-hak pembangunannya,   dalam keterangan tertulis yang   KITA HARUS MELIHAT
               sebagaimana yang ada dalam prinsip   diterima Parlementaria, Senin (9/8).
               Tradisionalisme. Salah satu usulan                              BAHWA ADA
               dalam draf RUU MHA, tegas Willy,                                KEBUTUHAN INTERNAL
               negara menjamin hak pembangunan                                 MASYARAKAT HUKUM
               masyarakat hukum adat dalam                                     ADAT TERHADAP
               semangat negara kesatuan dan                                    PEMBANGUNAN YANG
               memelihara kearifan-kearifan adat.                              HARUS DIFASILITASI
                 “Salah kalau kita menggunakan
               cara pandang membiarkan masyarakat                              NEGARA.
               hukum adat tidak berhak atas
                                                                                 Pada September 2020, Rapat
                                                                               Pleno Baleg DPR RI menyetujui
                       Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI
                       Willy Aditya. Foto: Arief/Man                           harmonisasi RUU MHA yang secara
                                                                               keseluruhan telah disetujui mayoritas
                                                                                   fraksi. Secara sistematis, RUU ini
                                                                                     terdiri dari 17 Bab dan 58 Pasal,
                                                                                      yang memuat beberapa di
                                                                                      antaranya terkait identifikasi,
                                                                                      pengakuan, pelindungan,
                                                                                       hak dan kewajiban, hingga
                                                                                       pemberdayaan masyarakat
                                                                                       hukum adat. Posisi RUU
                                                                                       tersebut saat ini sudah
                                                                                       masuk ke dalam Prolegnas
                                                                                       Prioritas 2021 dan segera
                                                                                        masuk dalam Rapat
                                                                                        Paripurna untuk disahkan
                                                                                        sebagai RUU Inisiatif DPR
                                                                                         RI.   rdn/sf


                                                                              Nomor 1163/III/VIII/2021  •  Agustus 2021  19
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24