Page 17 - BULETIN 1160
P. 17

Saleh Daulay
       OMISI IX - DPR RI  Pembatalan Vaksin
                                 Apresiasi













       K            Individu Berbayar


                         eputusan Presiden Joko
                         Widodo untuk membatalkan
                         vaksinasi individu berbayar
                                                  Anggota Komisi IX DPR RI
                K perlu didukung dan              Saleh Partaonan Daulay.
                                                  Foto: Azka/Man
                 diapresiasi. Anggota Komisi IX DPR
                 RI Saleh Partaonan Daulay menilai,
                 hal itu menunjukkan bahwa presiden
                 mendengar saran dan masukan dari
                 masyarakat. Kementerian Kesehatan
                 (Kemenkes) dan pihak terkait lainnya
                 diminta segera menindaklanjuti
                 kebijakan presiden tersebut. 
                   “Dengan kebijakan ini, presiden
                 menegaskan kembali bahwa vaksin
                 itu adalah hak semua orang. Oleh
                 karenanya, tidak boleh membebani                                varian-varian baru Covid-19 semakin
                 dan memberatkan masyarakat. Agar                                berkembang. “Indonesia harus bekerja
                 pelaksanaan vaksinasi Sinopharm ini                             keras. Ada 270 juta rakyat Indonesia
                 bisa dilaksanakan, maka Kemenkes   VAKSIN ITU ADALAH HAK        yang perlu dilindungi. Target memvaksin
                 harus merubah Permenkes (Peraturan   SEMUA ORANG. OLEH          181,5 juta warga, tidaklah mudah. Karena
                 Menteri Kesehatan) Nomor 19 Tahun                               itu, semua pihak harus bergotong
                 2021,” kata Saleh dalam siaran persnya   KARENANYA, TIDAK       royong membantu pemerintah,”
                 kepada Parlementaria, Minggu (18/7).   BOLEH MEMBEBANI          pandang Saleh. 
                   Dalam Permenkes tersebut sangat   DAN MEMBERATKAN               Vaksinasi berlomba dengan kasus
                 jelas bagaimana setiap individu   MASYARAKAT                    terinfeksi. Kapasitas rumah-rumah sakit
                 bisa mengakses vaksin Covid-19.                                 dan kecukupan para tenaga medis
                 Sebelumnya, vaksin Gotong Royong   lain yang mau donasi. Vaksinasi yang   membuat semua was-was. Dengan
                 sempat menjadi kontroversi, karena   dilaksanakan, ditanggung oleh donatur.   vaksinasi, jumlah orang yang terpapar
                 ditujukan untuk individu dengan   Selama itu dilakukan secara sukarela,   diharapkan segera turun. Dan secara
                 sistem berbayar. Awalnya vaksin ini   semua harus didukung agar vaksinasi   perlahan dapat memutus mata rantai
                 dipersiapkan untuk perusahaan, badan   di Indonesia cepat mencapai target,”   penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. 
                 hukum, dan badan usaha. Bila program   harap legislator daerah pemilihan (dapil)   Apresiasi, sambung Wakil Ketua
                 tersebut hendak dilanjutkan, sambung   Sumatera Utara II itu.   Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)
                 Ketua F-PAN DPR ini, maka Permenkes-  Percepatan pelaksanaan vaksinasi   DPR RI ini itu, perlu disampaikan kepada
                 nya harus direvisi dulu.        harus segera dilakukan. Pasalnya,   para tenaga medis yang bekerja siang
                   “Kalau pengusaha dan pemilik   Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)   dan malam. Tak lupa juga apresiasi
                 perusahaan yang membayar, tentu tidak   baru saja mengumumkan bahwa secara   dilayangkan bagi BUMN yang telah
                 akan memberatkan individu-individu.   global baru 25,8 persen yang telah   mendistribusikan obat-obatan dan
                 Perlu juga dibuka ruang kepada pihak   divaksin dosis pertama. Sementara,   vitamin gratis bagi masyarakat.   mh/sf


                                                                                   Nomor 1160/IV/VII/2021  •  Juli 2021  17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22