Page 20 - BULETIN 1161
P. 20

BULETIN            Parlementaria
              BULETIN


                          Urgen Payung Hukum

       BALEG - DPR RI  Percepat Pembahasan RUU PKS
                      Kekerasan Seksual, Baleg












                          akil Ketua Badan    pemerkosaan, perzinahan, dan aborsi.   lantaran terdapat benturan ideologi dan
                          Legislasi (Baleg)   Pendekatan hukum melalui KUHP   cara pandang.  
                          DPR RI Willy Aditya   dinilai Willy belum memiliki perspektif   “Faktanya memang perdebatan
              W menyatakan perlunya           perlindungan korban sehingga aparat   terjadi sangat alot, ini concern kami di
              percepatan pembahasan dan       penegak hukum hanya fokus pada   Panja. Saya terus bangun komunikasi
              pengesahan Rancangan Undang-    penindakan pelaku.              yang intensif dengan semua pihak untuk
              Undang Penghapusan Kekerasan      “Korban (kekerasan seksual)   kemudian mencari solusi terhadap
              Seksual (RUU PKS). Dimana kondisinya   seringkali dapat stigma. Jadi apa yang   kendala-kendala agar bisa sama-sama
              saat ini isu kekerasan seksual belum   tidak diatur dalam KUHP itu yang akan   menjalankan niat baik," urai Anggota
              memiliki payung hukum. Sebagai   jadi materi muatan di dalam RUU PKS,”   Komisi XI DPR RI itu. 
              contoh, kekerasan seksual secara   jelas legislator dapil Jawa Timur XI   Setidaknya terdapat tiga poin
              digital naik sebesar 300 persen akibat   tersebut. Adapun proses penyelesaian   penting dalam RUU PKS yang sedang
              kekosongan payung hukum tersebut.   naskah RUU ditargetkan akan tuntas   dalam tahap pembahasan di Baleg ini.
                “Angkanya (kasus kekerasan)   pada awal pembukaan masa sidang   Yaitu UU ini penting karena adanya
              besar, tapi penanganan hukum dan   DPR pada 18 Agustus mendatang.    kekosongan payung hukum untuk
              pemberian perlindungannya belum   “Kami (Baleg DPR RI) terus bekerja,   masalah kekerasan seksual, aparat
              sesuai. Sehingga kekerasan seksual   melakukan sinkronisasi dengan          penegak hukum harus
              disebut sebagai tindak pidana khusus   UU lain seperti UU ADRT, UU            berperspektif korban,
              tapi belum diatur dalam KUHP,” terang   Perkawinan, UU ITE, UU                 dan UU ini harus
              Willy dalam sebuah diskusi      Pornografi. Kami sedang                          berpihak kepada
              daring tentang RUU              membangun benang                                 korban.    ah/sf
              PKS, Rabu (28/7).               merahnya,” ungkapnya.
                Mengutip                         Diakui Willy,
              pendapat Guru                        pembahasan RUU
              Besar Hukum                          PKS telah melahirkan
              Pidana Universitas                perdebatan yang alot
              Indonesia Profesor
              Topo Santoso,
              Willy menjelaskan               Wakil Ketua Baleg DPR RI
              kekerasan seksual               Willy Aditya. Foto: Mentari/Man
              merupakan tindak
              pidana khusus
              karena belum diatur
              dalam Kitab Undang-
              undang Hukum Pidana
              (KUHP). Dia mengatakan
              KUHP baru mengatur
              tentang pemerkosaan,
              perzinaan, dan aborsi.  
                KUHP, kata politisi Fraksi
              Partai NasDem itu, baru mengatur
              penindakan hukum kepada pelaku


              20  Nomor 1161/I/VIII/2021  •  Agustus 2021
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24