Page 54 - MAJALAH 194
P. 54
SOR O T AN
GeNose C-19 Jangan sebelum alat ini dapat mulai diproduksi
secara massal diantaranya proses uji
Sebatas Pilot Project diagnosis. Untuk uji diagnosis diperlukan
1.600 subjek dengan 3.200 sampel
yang diambil dari sembilan rumah sakit,
termasuk di antaranya RSUP dr. Sardjito,
Rumah Sakit Akademik UGM, dan
RSPAU Hardjolukito. Namun sebelum
itu inovasi baru dari para peneliti UGM
ini telah melalui uji profiling dengan
menggunakan 600 sampel data valid,
dan menunjukkan tingkat akurasi tinggi,
yaitu 97 persen.
Setelah melalui tahapan tersebut,
akhirnya 24 Desember 2020 lalu
GeNose C19 secara resmi mendapatkan
izin edar dari Kementerian Kesehatan
dengan Nomor 20401022883. Menurut
Kuwat, setelah izin edar diperoleh
maka tim akan melakukan penyerahan
GeNose C-19 hasil produksi massal
batch pertama yang didanai oleh
BIN (Badan Intelejen Negara) dan
Kementerian Riset dan Teknologi/Badan
Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/
BRIN) untuk didistribusikan.
Dukungan penuh semua pihak
bermunculan untuk inovasi baru ini,
Suasana Antri Tes GeNose C-19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Foto: Arief/nvl tak terkecuali dari DPR RI. Wakil Ketua
Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades
andemi yang menimpa Mulai dari penyebab, bagaimana Lakalena mendorong agar GeNose
Indonesia dan berbagai pendeteksiannya, serta pencegahannya C-19 bisa digunakan di setiap
negara lainnya dalam termasuk di dalamnya penemuan fasilitas kesehatan dan rumah sakit di
setahun terakhir ini tak vaksin. seluruh Indonesia. Untuk itu pihaknya
P menyurutkan anak bangsa Di saat bersamaan tim riset dari akan mengawal dan meyakinkan
untuk berkarya. Hal itu malah semakin Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pemerintah untuk menggunakan alat
memacu anak bangsa untuk keluar dari dikomandoi oleh Kuwat Triyatna tersebut.
kondisi yang serba tidak mengenakan mengembangkan alat pendeteksi cepat “Kami akan pantau sertifikasi
ini. Dan, akhirnya Indonesia boleh infeksi Sars-Cov2 melalui hembusan GeNose serta memberikan dukungan
berbangga dengan lahirnya GeNose nafas, yang belakangan dinamai GeNose anggarannya, secara politik kita
C-19 yang notabene merupakan karya C-19 secara cepat dan akurat. mendorong produk kesehatan dari hasil
anak negeri. GeNose C-19 sendiri merupakan rapat pemerintah yang bersifat mengikat
Apa sebenarnya GeNose tersebut, singkatan dari GeNose atau antara DPR RI dan pemerintah,” tegas
dan mampukah produk buatan dalam Gadjahmada, dan Nose atau hidung. Melki.
negeri ini “bersaing” dengan produk Dilansir dari situs ugm.ac.id, GeNose Diungkapkan politisi Fraksi Partai
asing dalam industri kesehatan dalam adalah hidung elektronik yang bekerja Golkar ini, tahun lalu sejatinya berbagai
negeri. Berikut hasil penelusuran dengan sistem penginderaan atau inovasi alat kesehatan yang dipamerkan
Parlementaria. sensor untuk mengenali pola senyawa. UGM kepada Komisi IX DPR RI saat
Maret 2020 menjadi titik awal GeNose dirancang untuk mengenali mengunjungi kampus tersebut tahun
terdeteksinya Covid-19 di tanah pola Volatile Organic Compound yang lau. Selain GeNose, ada ventilator
air. Hal itu semakin memunculkan terbentuk dari infeksi Covid-19 dan yang juga ikut dipamerkan saat
rasa penasaran berbagai pihak terbawa dalam nafas manusia. itu. Namun memang GeNose yang
untuk meneliti tentang Covid. Sejumlah tahapan masih harus dilalui pengembangannya sangat cepat.
54 54 PARLEMENTARIA EDISI 171 TH. 2019
PARLEMENTARIA EDISI 194 TH. 2021