Page 34 - Rangkuman Materi Kearifan Lokal Kabupaten Kediri (Versi E-Digital)
P. 34

Namun,  kegembiraan  tak  dirasakan  sang  putri.  Ia  hancur

            hati, tak bisa menerima kenyataan harus menikah dengan

            pria berkepala hewan. Meski Prabu Brawijaya sedih melihat
            putrinya,  demi  menjaga  martabat  kerajaan,  pernikahan

            tetap dilangsungkan.



            Putri  Dyah  Ayu  Pusparani  pun  mencari  jalan  terakhir.  Ia

            mengajukan syarat tambahan, sebelum menikah, Lembusuro

            harus membuat sumur besar yang menopang Gunung Kelud
            hanya dalam semalam. Lembusuro menerima tantangan itu

            dan segera menggali di puncak gunung dengan tanduknya.



            Melihat  usahanya  hampir  berhasil,  sang  putri  mendesak

            ayahnya  untuk  menghentikan  Lembusuro.  Akhirnya,  atas
            perintah  raja,  para  prajurit  menimbun  sumur  itu  dengan

            batu dan tanah, mengubur Lembusuro hidup-hidup.



            Dari  dalam  tanah,  terdengar  suara  Lembusuro  yang

            mengutuk  raja  dan  seluruh  rakyat  Kediri.  Sejak  saat  itu,
            Gunung           Kelud        dianggap           sebagai          lambang           amarah

            Lembusuro.  Setiap  kali  gunung  itu  meletus,  masyarakat

            percaya  bahwa  itu  adalah  dendam  Lembusuro  yang  belum
            selesai.









                                           Pindai atau Klik di sini untuk melihat
                                             video  cerita rakyat “LEMBU SURO

                                                 LEGENDA GUNUNG KELUD”
   29   30   31   32   33   34   35   36   37