Page 18 - Sinar Tani Edisi 4015
P. 18

18                         E-paper Edisi 15 - 21 November 2023  |  No.4015 Tahun LIV                           AG RI u S a H a



          Bikin Nagih, Varian Rasa




          Mete Racikan Lily Nuryah




          Komoditas  mete  menjadi  salah  satu  andalan                           sudah dipenuhi, memang infra-
          pertanian Sulawesi Selatan. Selain memiliki pasar                        struktur dan alat harus selaras. Saya
                                                                                           infrastruktur
                                                                                                         untuk
                                                                                                                 mini
                                                                                   butuh
          yang  luas  di  dalam  negeri,  mete  juga  menarik                      pabrik setidaknya. Kebetulan lahan
          pasar ekspor. Hal tersebut telah dirasakan pelaku                        sudah ada, saya butuh alat produksi
          usaha mete, salah satunya Lily Nuryah pemilik PT                         mesin yang tidak pakai manual
                                                                                   untuk meningkatkan kecepatan atas
          Bunly Abadi Bersama.                                                     permintaan yang ada,” tuturnya.
          L      ily  Nuryah   mengatakan,    ada mindset bahwa makan kacang       terutama hasil produk yang
                                                                                      Ia juga menyampaikan kendala,
                 saat ini dirinya lebih banyak
                                              mete menyebabkan peningkatan
                                                                                   ingin diekspor. Selaku calon
                                     ukuran
                                              kolesterol,” kata Lily.
                                                                                   eksportir dengan jumlah tidak
                 menjual
                           dengan
                 kemasan dengan berbagai
                                                 Lily mengaku permintaan mete
                                                                                   untuk pengiriman langsung dari
          varian  rasa.  Produksinya kini  men-  cukup besar. Bahkan ia direkomen-  besar,  biaya kontainer  mahal
          capai 1 ton yang dijual mentah dan   dasikan Kementerian Perdagangan     Makassar ke negara tujuan yang ada.   modal besar langsung mengambil
          olahan  dengan  merek  Bunly.  Bukan   dan Bank Indonesia untuk business   Untuk itu, Lily berharap dukungan   mete ke petani. Sedangkan pelaku
          hanya enak dan gurih, mete Bunly    matching dengan buyer luar negeri    pemerintah dalam bentuk regulasi.    UKM yang modalnya terbatas, tidak
          diakui Lily juga sehat karena diolah   yang tertarik dengan produknya.      Kendala lain yang dialami Lily    mendapatkan bahan baku yang
          dengan cara khusus, sehingga tidak   Apalagi pengemasan produk yang      adalah   banyak   tanaman    mete    cukup, sehingga akhirnya men-
          mengandung kolesterol.              dilakukan Lily sudah standar ekspor.   yang sudah tua, sehingga perlu     dapatkan mete dengan harga mahal.
            Lily menjelaskan, setelah penyor-    “Meskipun kecil, kami sudah       diremajakan. Selama ini ia menilai,     Kondisi itu kata Lily membuat
          tiran bahan baku, mete dicuci bersih   berani  melakukan.  Kami   juga   peme rintah lebih memikirkan pere-   harga mete yang dikirim ke luar
          dengan air mengalir. Kemudian       difasilitasi dinas-dinas di Sulsel untuk   majaan  sawit dan kakao,  sedangan   Pulau menjadi jauh lebih mahal.
          direndam dengan air mendidih yang   perizinan yang ada. Kami berterima   kacang mete sangat berkurang,        Padahal   mete    Indonesia  harus
          dicampur garam kurang lebih 10-15   kasih, dengan itu usaha kami bisa    ter masuk   masalah    pembibitan.   bersaing   dengan   Vietnam    dan
          menit. Cara ini dilakukan Lily untuk   melangkah leluasa karena perizinan   “Itu kendala kami sebagai pelaku   Thailand. “Sebenarnya mete Vietnam
          mengeluarkan getah yang melekat     yang sudah berstandar,” ujarnya.     usaha kacang mete, permintaan        dan Thailand itu bahan bakunya dari
          pada biji mete.                        Dengan peluang pasar sudah        sebenarnya banyak. Hanya saja kami   Indonesia. Jadi mereka ekspor lagi ke
            “Kami  tidak pakai  pengawet.     ada, namun ia mengaku masih          takut mengiyakan. Karena kapasitas   Indonesia, sehingga konsumen yang
          Metenya direndam di air mendidih    terkendala rumah produksi dan        yang  dihasilkan  petani  itu  tidak   kenanya mahal,” katanya.  Karena
          sampai keluar getahnya. Insya Allah   peralatannya untuk scale-up atau   mencukupi,” ungkapnya.               Lily berharap dukungan pemerintah
          aman, jadi tantangan juga buat kami   memperluas  dan   meningkatkan        Masalah lainnya, menurut Lily     untuk meremajakan kebun mete.
          untuk menjelaskan, karena sudah     kapasitas  produksi.  “Standar  saya   adalah banyak pengusaha dengan                        Suriady/Herman








                E-paper Sinartani sudah berjalan selama 2 tahun dan
              memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan
              dengan Sinartani versi cetak. E-paper Sinartani terbit tiap
              minggu, 48 kali setahun, terdiri dari 20-24 halaman sekali
              terbit. Informasinya mencakup issue-issue yang lebih
              melebar, selain pertanian juga  mencakup informasi umum
              dan humaniora.
                Sampai saat ini e-Paper Sinartani masih didistribusi kan
              secara gratis ke semua penyuluh. Kini, waktunya E-Paper
              yang sudah dikenal oleh penyuluh dan petani itu mulai
              dijual secara komersil dengan harga yang teramat murah,
              yaitu Rp 1.500/edisi atau Rp 72.000/tahun.
                Mudah-mudahan upaya ini merupakan sinergi yang
              baik antara pembaca dengan penerbit Sinartani yang tidak
              henti-hentinya berupaya meningkatkan kualitas Sinartani
              agar lebih bermanfaat dan sekaligus memberi bahan
              bacaan yang baik bagi pembacanya.
              Para  pembaca  yang  ingin  berlangganan  dipersilahkan
              mengirimkan nama dan nomor HP-nya, melalui WhatsApp
              ke  Sdr  Wawan  (081216304232)  serta  mentransfer  biaya
              tahunan sebesar Rp 72.000 ke Rekening Sinartani:  Bank
              Mandiri Cab. Ragunan No. 127.0096.016.413
   13   14   15   16   17   18   19   20