Page 100 - E-Modul Pembelajaran IPA SD_Neat
P. 100

PENUTUP
                                IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala
                         alam  melalui  berbagai  proses  yang  sistematis,  yaitu  metode  ilmiah.
                         Untuk  itu,  IPA  disebut  juga  sebagai  ilmu  yang  mempelajari  peristiwa-
                         peristiwa di alam. IPA terdiri atas produk, proses sains, dan sikap ilmiah.
                         Untuk itu, sudah merupakan kewajiban jika peserta didik memiliki literasi
                         IPA.    Literasi   IPA     ialah   kemampuan        dalam     hal   memakai
                         pengetahuan IPA,  mengidentifikasi  pertanyaan,  juga  pengambilan
                         keputusan berdasar pada bukti-bukti, juga dalam memahami pembuatan
                         keputusan  mengenai  alam  dan  perubahan  terhadap  alam  tersebut
                         melalui aktivitas manusia
                                Salah satu pendekatan belajar yang digunakan dalam IPA adalah
                         pendekatan  behavioristik.  Behavioristik  berfokus  pada  cara  mengubah
                         perilaku orang, dari yang tidak diinginkan menjadi yang diinginkan, dari
                         waktu  ke  waktu  dan  mencontohkan  perilaku  mereka  pada  orang  lain.
                         Selain teori tersebut, pembelajaran IPA juga sangat baik menggunakan
                         teori konstruktivisme. Penerapan pembelajaran IPA menggunakan teori
                         konstruktivisme  sosial  terdapat  3  tahapan.  Tahap  pertama,  berusaha
                         untuk  mengutamakan  pentingnya  motivasi  intrinsik  dalam  mendorong
                         prilaku manusia (belajar siswa). Sudut pandang ini dinilai sejalan dengan
                         pendekatan pendidikan IPA. Pada tahap awal, aspek relevansi menjadi
                         fokus  utama  pembelajaran.  Aspek  relevansi  yang  dimaksud  adalah
                         memperhatikan  perkembangan  sosial  dan  pribadi  siswa  yang  menjadi
                         bagian dari tujuan pendidikan. Di dalam proses pembelajaran, skenario
                         dikontekstualisasikan  oleh  siswa.  Dengan  bantuan  guru,  skenario
                         digunakan untuk merangsang ide-ide sains, memulai pembelajaran sains
                         dari  yang  diketahui  menuju  situasi  yang  tidak  diketahui,  melalui
                         kebutuhan belajar kolaboratif yang dirasakan siswa. Teori belajar lainnya
                         yang  relevan  dengan IPA adalah  Culturally Relevant  Pedagogy  (CRP).
                         CRP  merupakan  strategi  pembelajaran  tingkat  tinggi,  yang  mana
                         pendidik mengajak siswa untuk mengevaluasi pengetahuan baru dengan
                         menciptakan solusi untuk masalah sosial dengan cara unik, yang dapat
                         memotivasi  siswa  dari  kelompok  dominan  dan  nondominan  menuju
                         prestasi akademik tertinggi. Selain itu, experiential learning dan cone of
                         experience  sangat  penting  dipahami  untuk  pembelajaran  IPA.  Jika
                         pendidikan saat ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa di abad ke-21
                         dan  seterusnya,  maka  pembelajaran  berbasis  masalah  (PBL),
                         pembelajaran berbasis projek (PjBL), pembelajaran berbasis penemuan
                         (inkuiri),  dan  pendidikan  berbasis  STEM  (Sains,  Technology,
                         Engginering,  Mathematic)  harus  dirancang  untuk  mempersiapkan
                         peserta  didik  dengan  keterampilan  memadai  untuk  menghadapi
                         tantangan  baru.  Begitu  pula  pembelajaran  kooperatif  dan  STEM  wajib
                         dipertimbangkan  sebagai  pilihan  pembelajaran  untuk  IPA  di  SD  yang
                         dilaksanakan secara terintegrasi.
                                Seiring dengan kemajuan teknologi, mobile learning sangat layak
                         dipertimbangkan  dalam  pembelajaran  IPA.  Pembelajaran  seluler  tidak
                         sebatas hanya menggunakan gadget sebagai  alat pembelajaran, tetapi



                                                           97
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105