Page 250 - BAHAN AJAR MSDM PERUSAHAN By Jandry P. Z. Ratu Kadja, SE.,M.Si
P. 250

bentuk melalui simbol-simbol lain. Misalnya, konsep laba perusahaan ha-  nya
           bisa  dipahami apabila konsep pendapatan  dan konsep biaya terlebih  dulu
           dipahami. Konsep pendapatan hanya bisa dipahami apabila konsep  harga
           dan konsep kuantitas dipahami.
                Simbol  dapat  ditulis  dalam  satu  kata,  beberapa  kata  atau  bahkan
           dengansuatu  notasi  tertentu.  Makna  (konsepsi)  yang  memberi  isi  sebuah
           simbol  hendaknya  dinyatakan  melalui  sebuah definisi yang  jelas, karena
           sebuah sismbol tertentu dapat dimaknai berbeda. Dengan mendefinisikan
           makna diharapkan tidak akan terjadi kerancuan makna.
                Konsep  dibedakan  ke  dalam  dua  macam,  yaitu  atribut  dan  variabel.
           Sebuah konsep dikatakan dikatakan sebagai suatu atribut karena nilai-  nya
           hanya  dapat  dikatagorikan,  sedangkan  yang  nilainya  memiliki  derajat
           dikatakan sebagai variabel.
                Suatu  konsep  yang  berada  pada  tingkat  abstrak  biasanya  bersifat
           multidimensional,  oleh  karena  itu  perlu  urai  menjadi  dimensi-dimensinya.
           Setelah  diurai  menjadi  dimensi-dimensinya,  tiap  dimensi  perlu  diurai  lagi
           menjadi  indikator-indikator  yang  dapat  diukur.  Jika  suatu  konsep  tidaklah
           abstrak,  sehingga  terdiri  atas  unidimensional,  maka  konsep  ini  bisa  diukur
           dengan indikatornya.

           Teori-Teori MSDM
                Salah  satu  ciri  dari  pendekatan  kuantitatif  (mainstream)  adalah  data
           yang bersifat kuantitatif (angka, bilangan) yang diperoleh melalui  pengukuran.
           Penelitian  di  bidang ekonomi, manajemen, sosial  dan  lain-    ya  sebagainya
           sering melibatkan variabel yang tidak dapat diukur secara  langsung, berupa
           konstruks,  disebut  variabel  laten,  atau  unobservable;  misalnya  kepuasan,
           motivasi,  loyalitas  dan  lain  sebagainya.  Sehingga  pen-  gukuran  variabel
           merupakan  bagian  yang  sangat  penting.  Pengukuran  adalah  suatu  proses
           kuantifikasi atribut/variabel (kualitatif) dari suatu  materi atau objek sehingga
           diperoleh  angka  (bilangan)  menggunakan  aturan  tertentu  (Davis  dan
           Consenza, 1993; Malhotra, 1996).
                Sebelum  dilakukan  pengukuran  variabel,  tentunya  hal  esensial  yang
           harus  dilakukan  adalah  menetapkan  variabel-variabel  apa  saja  yang  akan
           diukur. Penentuannya didasarkan pada permasalahkan dan hipotesis pe-


           242
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255