Page 19 - Materi Sejarah Lokal DPRD Sumsel Masa Orde Lama
P. 19
D. Hasil Kerja Anggota DPRD Orde Lama
E. Pemberontakan G-30-S/PKI
Memanfaatkan situasi kemelut politik di Indonesia, dimana organisasi
politik dan masyarakat yang tidak sejalan atau tidak mendukung Nasakom (cq .
komunis), dianggap kontra revolusi. Pemberangusan media massa ataupun
pembubaran organisasi massa yang dianggap kontra revolusi, dilaksanakan atas
fitnah PKI. Puncak fitnah ini adalah dilontarkan kepada TNI-AD, dengan
menyatakan bahwa adanya Dewan Jendral yang akan mengadakan kudeta.
Fitnah dibarengi dengan pembunuhan para Jendral TNI-AD secara kejam dan
diluar batas kemanusiaan. Gerakan PKI ini dikenal dengan Gerakan 30
September. Gerakan ini adalah suatu usaha merebut kekuasaan.
Gerakan pendadakan yang dilancarkan pada dinihari tanggal 1 Oktober
1965 oleh G-30-S/PKI untuk sementara berhasil membingungkan masyarakat.
Tapi pada hari itu juga, Panglima Komando Strategi Angkatan Darat
(Pangkostrad) Mayor Jendral Soeharto setelah menerima laporan mengenai
terjadinya penculikan dan pembunuhan, segera bertindak cepat untuk
menguasai keadaan. Segera ia mengambil langkah-langkah mengadakan
koordinasi diantara kesatuan kesatuan ABRI, khususnya yang ada di Jakarta,
melalui pang lima masing-masing yang semuanya berhasil dihubungi, kecuali
Menteri/Panglima Angkatan Udara yang kemudian ternyata mendukung G-30-
S/PKI.
Operasi penumpasan G-30-S/PKI dilancarkan pada tanggal 1 Oktober itu
juga, diusahakan sedapat mungkin tanpa bentrokan senjata. Gerakan
penumpasan PKI ini dilakukan secara cepat oleh ABRI dan dibantu sepenuhnya
oleh masyarakat. Gerakan operasi penumpasan G-30-S/PKI didaerah-daerah