Page 6 - CERITA ALAM SEMESTA LILLA AYU AGUSTINA X_AKL
P. 6
merata dan energi ini pun masih menjadi sbeuah misteri yang tak
terpecahkan bagi dunia sains. Energi gelap diperkirakan merupakan energi
vakum yang tak terpisahkan dari ruang waktu atau mungkin bisa juga
sesuatu yang jauh lebih eksotik dari itu.
Tampaknya model Big Bang konvensional memberikan suatu keselarasan
dengan hasil observasi, selama kita memberikan suatu kondisi awal yang
spesifik pada awal alam semesta yakni : alam semesta yang mengembang
dengan kerapatan yang sama di semua titik dalam ruang, namun ada
gangguan kecil yang menyebabkan alam semesta berkembang ke
keadaan sekarang. Mengapa demikian?
Dari model kosmologi standar terdapat dua permasalahan besar yakni
masalah horison dan masalah kurvatur alam semesta. Semakin dini alam
semesta, kerapatannya akan mendekati kerapatan kritis, maka berapapun
kerapatan alam semesta sekarang, pada alam semesta dini perbedaan
kerapatannya haruslah sangat kecil. Kalau tidak, maka kita tidak akan bisa
menjumpai alam semesta pada keadaan sekarang. Jika perbedaannya
besar, maka untuk model alam semesta tertutup, alam semesta sudah
mengalami kehancuran besar atau big crunch dan untuk model alam
semesta mengembang, temperatur 3 Kelvin telah dicapai sebelum saat ini.
Sedangkan masalah horison berkaitan dengan batas sesuatu yang bisa
diamati dengan yang belum teramati. Intinya, dari CMB kita temukan
adanya keseragaman temperatur. Nah temperatur ini bisa seragam tentu
karena adanya komunikasi antara partikel-partikel dalam alam semesta.
Namun setelah kita telusuri jejak ke masa lalu, ternyata horison itu kecil
dan menunjukkan kalau setelah big bang dan alam semesta mengembang
partikel-partikel yang awalnya bisa saling berkomunikasi akan tidak bisa
saling berkomunikasi lagi karena berada di luar horison tersebut. Nah
bagaimana supaya partikel-partikel tersebut bisa saling berkomunikasi?
Jawabannya perbesar horison, nah jawaban yang memungkinkan untuk
kedua masalah ini adalah adanya inflasi alam semesta.