Page 31 - Analisis dan Evaluasi Undang-Undang ITE
P. 31
alat bukti yang diperoleh dengan cara yang tidak sah atau unlawful legal evidence
maka bukti dimaksud dikesampingkan oleh hakim atau dianggap tidak
mempunyai nilai pembuktian oleh pengadilan.
Berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut, menurut MK permohonan
Pemohon beralasan menurut hukum untuk sebagian.
b. Dissenting Opinion
Terhadap putusan MK ini terdapat 2 (dua) Hakim Konstitusi yaitu I Dewa
Gede Palguna dan Suhartoyo yang memiliki dissenting opinions, sebagai berikut:
1) Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna
Bahwa dissenting opinion yang dikemukakan oleh Hakim Konstitusi I
Dewa Gede Palguna hanya terkait dengan Legal Standing dan tidak pada
pokok materi muatan karena Pemohon merupakan perorangan warga negara
Indonesia yang berstatus sebagai anggota DPR sedangkan Mahkamah
telah berkali-kali menyatakan pendiriannya bahwa seseorang dalam
kualifikasi demikian tidak memiliki kedudukan hukum untuk bertindak selaku
Pemohon dalam permohonan pengujian Undang-Undang terhadap UUD
1945, sebagaimana dinyatakan dalam pertimbangan putusan-putusan
Mahkamah Nomor 20/PUU-V/2007 dalam permohonan pengujian Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang pada
intinya Mahkamah menyatakan bahwa pengertian “perorangan warga
negara Indonesia” tidak sama dengan “perorangan warga negara Indonesia
dalam kedudukannya sebagai anggota DPR”. Hal ini ditegaskan kembali
dalam Putusan Nomor 51-52-59/PUU-VI/2008 dalam pengujian Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden yang pada intinya menekankan bahwa partai politik dan/atau
anggota DPR yang turut serta dalam pembahasan dan pengambilan
keputusan atas suatu Undang-Undang yang dimohonkan pengujian akan
dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum (vide Putusan halaman 99 – 101).
Berdasarkan uraian di atas, Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna
berpendapat bahwa Mahkamah seharusnya memutus dan menyatakan
permohonan a quo tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard)
(vide Putusan halaman 101).
31