Page 67 - Bahasa-Indonesia-BS-KLS-V
P. 67

Hutan bisa memberi kita makan. Kita juga bisa merawat kebun, menanam pohon
                       buah, dan berburu kijang dan babi hutan yang melimpah.” Mereka menyebut
                       desa baru mereka Najo untuk menghormati pemimpin mereka.

                       Di  malam  terakhir  ketika  meninggalkan  Loh  Lawi,  istri  Empu  Najo,  Lea
                       mengandung. Ketika desa baru mereka selesai dibangun, Lea siap untuk
                       melahirkan buah hatinya. Dia merasakan sakit luar biasa. Masalahnya, desa ini
                       tidak memiliki dukun bayi.

                       Dengan berat hati, Empu Najo sendiri yang membantu Lea melahirkan bayi
                       mereka. Ketika itu angin menari-nari membawa masuk daun-daun di luar melalui
                       jendela dan mengelilingi Lea. Wajah Lea bersinar seperti bulan purnama.

                       Kemudian Empu Najo terkejut. Dia merasa ada sesuatu yang aneh. Sungguh
                       aneh. Lea melahirkan seorang bayi laki-laki dan seorang kembaran perempuan
                       yang bentuknya jauh dari manusia. Kulitnya bersisik, berbintik-bintik, matanya
                       hitam, dan dia memiliki … ekor. Empu Najo menatap anak perempuannya yang
                       sangat mungil, namun penampakannya seperti kadal raksasa yang berkelana di
                       sabana di batas desa. “Anakmu laki-laki …” kata Empu Najo ragu-ragu, sambil
                       menatap istrinya. Tapi sayangnya, ruh sudah meninggalkan jasad Lea.








                                                        Bab 3 | Taman Nasional dan Situs Warisan Dunia           57
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72