Page 146 - PDF Compressor
P. 146

Informasi publik inilah yang menjadi titik sentral dalam undang-
                     undang  ini.  Informasi  ini  dimiliki  oleh  Badan  Publik,  yakni:  lembaga
                     eksekutif,  legislatif,  yudikatif,  dan  badan  lain  yang  fungsi  dan  tugas
                     pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau
                     seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, atau organisasi
                     non-pemerintah  sepanjang  sebagian  atau  seluruh  dananya  bersumber
                     dari  APBN  dan/atau  APBD,  sumbangan  masyarakat,  dan/atau  luar
                     negeri.  Oleh  karena itu,  berdasarkan  undang-undang ini,  Badan  Publik
                     harus   memberikan  akses      yang    seluas-luasnya   kepada    publik
                     (pemohon/pengguna informasi publik).
                            Namun  begitu,  dalam  prakteknya  tidak  semua  Badan  Publik
                     dapat  memberikan  akses  kepada  publik  untuk  mendapatkan  informasi
                     publik.  Apalagi,  dalam  undang-undang  ini  pula,  Badan  Publik
                     ‚dibolehkan‛ untuk tidak memberikan akses informasi jika menyangkut
                     informasi yang dikecualikan. Hal itu rentan sekali mendorong terjadinya
                     konflik  di  antara  Badan  Publik  dengan  pemohon/pengguna  informasi
                     publik.  Dalam  konteks  inilah,  selain  untuk  mengawasi  pelaksanaan
                     undang-undang  ini,  Komisi  Informasi  Publik  (KIP)  diberikan
                     kewenangan  untuk  menyelesaikan  sengketa  di  antara  Badan  Publik
                     dengan pemohon/pengguna informasi publik, baik melalui mediasi atau
                     ajudikasi.
                            Menurut  undang-undang  ini,  Komisi  Informasi  adalah  lembaga
                     mandiri  yang  berfungsi  menjalankan  undang-undang  No.14/2008  dan
                     peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan
                     informasi  publik  dan  menyelesaikan  sengketa  informasi  publik  melalui
                     mediasi dan/atau ajudikasi non-ligitasi.
                            Mekanisme  penyelesaian  sengketa  informasi  publik  berdasarkan
                     Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 dapat disimak dalam Gambar 7.1.
                            Undang-undang  ini  pun  memuat  lima  pasal  tentang  ketentuan
                     pidana,  yakni:  Pasal  51  bahwa  setiap  orang  yang  dengan  sengaja
                     menggunakan informasi publik secara melawan hukum dipidana dengan
                     pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
                     banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah); Pasal 52 bahwa badan publik
                     yang  dengan  sengaja  tidak  menyediakan,  tidak  memberikan,  dan/atau
                     tidak  menerbitkan  informasi  publik  berupa  informasi  publik  secara
                     berkala,  informasi  publik  yang  wajib  diumumkan  secara  serta  merta,
                     informasi  publik  yang  wajib  tersedia  setiap  saat,  dan/atau  informasi
                     publik  yang  harus  diberikan  atas  dasar  permintaan  sesuai  dengan
                     undang-undang  ini  dan  mengakibatkan  kerugian  bagi  orang  lain
                     dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
                     denda  paling  banyak  Rp5.000.000,00  (lima juta rupiah);  Pasal 53  bahwa
                                                       144
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151