Page 310 - BUMI TERE LIYE
P. 310

TereLiye “Bumi” 307



                         Aku tertawa.  Seli  tidak  asyik diajak  bercanda—padahal  dia  paling  suka
                  menggodaku.

                         ***

                         Suara  api  membakar  kayu di perapian  terus  berkeretak.

                         Ruang  tengah  menyisakan  suara  televisi—Ilo  meninggalkan  remote
                  control  di  atas  meja.  Aku  dan  Seli  menonton,  Ali  kembali  asyik  dengan
                  kamus  dan  majalah.


                         Bosan  menonton  liputan  berita  yang  lebih  banyak  diselingi  runnin g
                  text  berukuran  besar,  himbauan  agar  penduduk  tetap  tenang,  tinggal  di
                  rumah  masing-masing,  aku  beranjak  meraih  tas  ransel  Ali,  mengeluar kan
                  buku  PR matematikaku.

                         Seli  beranjak  mendekat.

                         Harus  kuapakan  lagi  buku  ini  agar  bisa  dibaca?

                         Aku  menyandarkan  punggung  di  sofa,  menimang-nimang  buku
                  bersampul  kulit  itu.  Kalau  saja  Miss  Selena  ada  di  sini,  mungkin  dia  bisa
                  membantu  banyak.  Miss  Selena  sendiri  yang  mengantarkan  buku  ini
                  kepadaku,  jadi  seharusnya  dia  tahu  persis  ini  buku  apa,  meskipun  dia
                  memberikannya  de-ngan  ter-gesa-gesa,  seolah  takut  ada  yang  tahu,  dan
                  meninggalkan  pesan  samar.

                         Aku  menghela  napas  pelan.  Apa  kabar  Miss  Selena?  Apakah  dia
                  selamat  dari  pertarungan  di  aula  sekolah?  Atau  ber-hasil   kabur?   Bukankah
                  kata  Av, tidak  ada  yang  pernah  lolos  dari  serangan  Tamus?


                         ”Kamu  punya  ide  baru  untuk  membacanya,  Ra?”  Seli  ber-tanya.

                         Aku  menggeleng,  tidak  ada  ide  sama  sekali.

                         ”Cepat  atau  lambat,  kamu  pasti  bisa  membacanya.  Aku per­caya

                   itu.”


                         Aku  tersenyum.  ”Terima  kasih,  Sel.”








                                                                            http://cariinformasi.com
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315