Page 317 - BUMI TERE LIYE
P. 317
TereLiye “Bumi” 314
Kami menatap Av setengah tidak percaya. Av berpindah tem-pat
melalui perapian? Aku tiba-tiba teringat novel dan film laris tentang sihir di
kotaku. Bukankah di cerita itu penyihir me-lakukan hal yang sama?
”Tentu saja berbeda.” Seperti biasa, Av bisa membaca apa yang kami
pikirkan. ”Ini bukan dunia sihir. Ini lebih rumit dan nyata. Kalian bahkan
tidak berada di dunia kalian.”
Aku menelan ludah.
”Siapa dia, Av?” Ilo melanjutkan pertanyaan, menunjuk orang yang
terbaring di lantai.
”Namanya Tog, dia Panglima Timur Pasukan Bayangan.”
Aku dan Seli lagi-lagi refleks melangkah mundur. Juga Ali, si genius
itu bahkan lompat menjauh. Bagaimana mungkin Av membawa musuh ke
dalam rumah ini? Menyelamatkannya? Dan orang itu Panglima Pasukan
Bayangan? Celaka besar.
”Tidak usah takut.” Av menggeleng, ”Tidak semua anggota Pasukan
Bayangan bersekutu dengan Tamus. Setidaknya masih ada panglima lain
yang bertentangan pendapat dengannya.
”Aku sebenarnya tidak bisa menahan lebih lama serbuan me-reka jika
Tog tidak datang. Kalian mungkin menyaksikan berita-nya, ada tambahan
anggota Pasukan Bayangan yang menyerbu gedung perpustakaan. Itu
pasukan Tog yang justru menyerang pasukan yang ada di sana. Tog anak
salah satu petarung terbaik dan terhormat seribu tahun lalu. Ayahnya selalu
ber-seberangan dengan Tamus. Aku mengenal dekat ayahnya yang gugur
saat perang besar.”
Aku memperhatikan Av dan Tog bergantian. Itu berarti meski-pun
terlihat baru berusia empat puluh tahun, usia Tog se-sungguh-nya sama
dengan Av. Di dunia ini, dengan orang-orang bisa ber-usia panjang dan
memanggil satu sama lain dengan nama lang-sung, membuat kami sulit
memahami hubungan kekerabatan mereka.
”Dengan bantuan Tog, kami sepertinya bisa memenangk an
per-tempuran, hingga akhirnya Tamus datang. Ditemani Pangli-ma Barat,
http://cariinformasi.com

