Page 320 - BUMI TERE LIYE
P. 320
TereLiye “Bumi” 317
OG membuka matanya lima belas menit kemudian.
Tubuhnya masih lemah, tapi dia jelas petarung yang pantang
menyerah. Dia memaksakan diri duduk bersandarkan meja. Wajah- ny a
mengenaskan, dengan biru lebam di dahi, dagu, dan darah kering di ujung
bibir. Aku tahu itu pasti akibat pukulan Tamus.
Av menyuruh Vey mengambilkan air minum.
Vey segera kembali dari dapur dengan gelas berisi air segar. Av
mengusap gelas itu, bergumam pelan, lantas memberikannya kepada Tog.
Tog menghabiskannya dalam sekali minum.
”Aku ada di mana?” Tog meletakkan gelas kosong, mendon gak,
menatap kami.
”Rumah peristirahatan Ilo, cucu dari cucu cucuku,” Av menjawab,
menunjuk Ilo.
Tog melihat Ilo. ”Aku kenal dia. Orangorang mengidolakannya.”
Av tertawa, menepuk bahu Ilo. ”Kalau begitu, kamu memang terkenal,
Ilo. Kamu pasti belum pernah bertemu dengan Panglima Pasukan
Bayangan, belum mengenal mereka, tapi se-baliknya panglima paling kuat
di antara mereka mengenalmu.”
Wajah Ilo memerah.
Tog beranjak bangkit. Ali hendak membantunya, namun Tog
meng-geleng, mengangkat tangannya tegas, ingin berdiri sendiri. Susah
payah Tog berhasil berdiri.
Tog mengangguk pelan ke arah Ilo, yang dibalas anggukan sopan dari
Ilo.
”Itu istri Ilo, namanya Vey. Di mana Ou?” Av menoleh ke arah Vey.
http://cariinformasi.com

