Page 11 - MODUL_Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan
P. 11

b.  Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa atau

                   rangkaian nonalam antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidermis, dan wabah

                   penyakit. Bencana epodermis merupakan bencana nonalam dengan frekuensi kejadian sebesar
                   13%, bencana yang terjadi kecelakaan dibidang manufaktur, transportasi, ataupun pendistribusian

                   bahan kimia yang berbahaya seperti bahan bakar minyak, bahan kimia, bahan peledak atau bahan
                   nuklir.

                c.  Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
                    diakibatkan oleh manusia yang meliputi  konflik sosial  antarkelompok atau antarkomunitas

                    masyarakat, dan teror. Bencana sosial dipicu dari tiga faktor utama yaitu kemiskinan, kekerasan

                    dan ketidakadilan struktural. Kondisi pemerintah, pasar dan masyarakat sangat mempengaruhi
                    ada tidaknya bencana sosial. Kondisi pemerintah dan pasar yang  stabil akan memperkecil

                    terjadinya bencana sosial.
                        Bencana hanya akan terjadi jika faktor bahaya (hazard) bertemu dengan faktor kerentanan

                    (vulnerability). Sebagai contoh, banjir, gempa bumi dan angin siklon yang terjadi pada wilayah
                    yang memiliki kerentanan yang tinggi akan menimbulkan kejadian bencana karena akan ada

                    korban jiwa dan kerugian yang tinggi. Sebaliknya, gempa bumi yang terjadi pada wilayah gurun

                    tanpa penghuni tidak dapat dikatakan sebagai bencana. Gempa bumi yang dikategorikan sebagai
                    bencana jika menimbulkan dampak terhadap manusia, properti dan aktivitas. Oleh karena itu,

                    bencana akan terjadi jika bahaya (hazard) dan kerentanan (vulnerability) bertemu. Namun, faktor

                    kapasitas lingkungan/komunitas juga mempengaruhi suatu kejadian dikatakan sebagai bencana.
                    Kapastitas lingkungan/komunitas yang lebih besar untuk menghadapi bencana, maka dampak

                    dari bahaya dapat terkurangi. Empat faktor utama yang harus dipahami dalam manajemen
                    bencana adalah bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability), kapasitas (capacity) dan risiko

                    (risk).
               Empat  faktor utama yang  harus  dipahami dalam  manajemen bencana adalah bahaya (hazard),

             kerentanan (vulnerability), kapasitas (capacity) dna risiko (risk).

             1.Bahaya (Hazard)
                 Bahaya adalah fenomena yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan

               manusia, kehilangan harta benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Kata hazard

               berasal dari  bahasa Prancis  ‘hasard’ dan bahasa arab ‘az-zahr’  yang  artinya  kesempatan atau
               keberuntungan. Bahaya dapat dikategorikan dalam dua kelompok.
               a.  Bahaya Alami

                        Bahaya alami akan memicu bencana alam. Bahaya alami (natural hazard) adalah bahaya atau

                   ancaman yang disebablan fenomena alami (bahaya yang berkaitan dengan proses meteorologi,
                   geologi dan biologi). Contoh dari bahaya ini adalah siklon, tsunami, gempa bumi dan gunung



                                                          Modul- Mitigasi dan Adaptasi kebencanaan
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16