Page 20 - Sinar Tani Edisi 4082
P. 20
20 E-paper Edisi 16 - 22 April 2025 | No. 4082 Tahun LV A GRI TEKNOL OGI
Mengatasi DBD
dengan Nyamuk
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih
menjadi masalah kesehatan yang serius di
Indonesia. Peningkatan kasus DBD umumnya
akan meningkat saat musim hujan. Salah satu
upaya pencegahan yang mulai diterapkan adalah
teknologi nyamuk ber-wolbachia. Cara ini terbukti
mampu menekan penyebaran virus dengue.
ada akhir tahun 2022, dan pada musim hujan terjadi
jumlah kasus DBD di lonjakan kasus.
Indonesia mencapai “Saat ini teknologi nyamuk ber-
143 ribu. Meski pada wolbachia telah diterapkan di lima
tahun 2023 hingga kota, dan tidak tertutup kemung-
Pawal 2024, kasus DBD kinan akan diperluas apabila hasil-
berhasil diturunkan sekitar 35%, nya memuaskan. Namun demikian,
tapi pada pertengahan tahun 2024, tetap saja upaya penerapan Gerakan
kasus kembali mengalami kenaikan 3M plus G1R1J harus dijalankan agar
mencapai 119.709 kasus. Angka ini mencapai hasil maksimal,” katanya.
lebih tinggi dibandingkan dengan Menurutnya, teknologi nyamuk
total kasus DBD pada 2023 yang ber-wolbachia sebenarnya telah Kupang (NTT), untuk menerapkan nyamuk Ae. aegypti maupun bakteri
mencapai 114.720 kasus. dimanfaatkan di beberapa negara. teknologi penyebaran nyamuk ber- wolbachia.
Meskipun kasus meningkat, Pemanfaatan ini dalam rangka untuk wolbachia. Meskipun demikian, hasil dari
jumlah kasus kematian akibat DBD menurunkan kasus demam dengue ”Bagaimana hasilnya tentunya penyebaran nyamuk wolbachia
menunjukkan penurunan. Pada seperti yang dilakukan Australia, kita tunggu paling tidak dalam satu tidak dapat dirasakan langsung,
2023, jumlah kematian akibat DBD Vietnam, Brazil, Kolombia, Honduras, sampai dua tahun ke depan,” ujarnya. namun baru akan dirasakan paling
mencapai 894 kasus, sedangkan El Salvador, dan Singapura. Lebih dalam, Prof Upik menjelaskan, tidak 1-2 tahun setelah pelepasan
pada 2024 minggu ke-22 terdapat “Di Indonesia, kisah sukses wolbachia dalam tubuh nyamuk Ae. nyamuk tersebut dilakukan. “Karena
777 kasus kematian. Pada tahun peman faatan teknologi tersebut aegypti dapat memblok replikasi populasi nyamuk ber-wolbachia
2024, terdapat lima kabupaten/kota telah dilapor kan dari Yogyakarta. (perkembangbiakkan) virus dengue. yang tersebar di daerah intervensi
dengan jumlah kasus DBD tertinggi, Hasilnya dapat menurunkan 77 Bakteri wolbachia bekerja dengan belum mencapai populasi yang
yaitu Bandung, Depok, Tangerang, persen kasus demam dengue dan cara mengambil sumber makanan ideal, yaitu sekitar 60 persen di alam
Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. menurunkan potensi rawat inap untuk perkembangan virus dengue. bebas. Apabila hal ini sudah tercapai
Menanggapi tingginya kasus DBD hingga 86 persen pada tahun 2022,” Dengan demikian, virus tersebut maka intervensi pelepasan nyamuk
di Indonesia, Ahli Entomologi IPB ucapnya seperti dikutip dari laman kesulitan untuk berkembang biak. ber-wolbachia dihentikan,” tuturnya.
University, Prof drh. Upik Kesumawati IPB.ac.id Akibatnya, nyamuk yang mengan- Selanjutnya, Prof Upik meng-
Hadi mengatakan, sebenar nya Guru Besar Sekolah Kedokteran dung wolbachia, tidak mampu lagi ungkapkan, secara alami nyamuk
program pemerintah men cegah Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB untuk menularkan virus dengue ber-wolbachia akan bereproduksi
penye baran nyamuk telah ada University ini melanjutkan, teknologi ketika nyamuk tersebut menghisap secara alami sampai akhirnya
sejak dulu, tetapi kurang popular nyamuk ber-wolbachia juga telah darah orang yang terinfeksi virus seluruh populasi dengan sendirinya
di masyarakat, yaitu Gerakan 3M direkomendasikan Vector Control dengue. mencapai 100 persen ber-wolbachia
plus. Gerakan ini adalah menguras, Advisory Group (VCAG) WHO pada “Proses inilah yang kemudian (proses replacement). Karena itu,
menutup, dan mendaur ulang tahun 2023 sebagai satu metode dimanfaatkan dan dikembangkan teknologi pelepasan nyamuk ber-
sampah. Plusnya adalah upaya dalam menangani kasus demam sebagai teknologi alternatif untuk wolbachia tidak langsung dapat
perlin dungan diri untuk mencegah dengue. mengurangi kemampuan nyamuk membebaskan masyarakat dari
gigitan nyamuk oleh masing-masing Hal ini, kata dia, menunjukkan Ae. aegypti sebagai vektor penular infeksi demam dengue.
individu. teknologi nyamuk ber-wolbachia virus dengue,” ungkapnya. “Tetap saja upaya yang utama
“Gerakan 3M plus sebenarnya aman untuk diterapkan sebagai untuk pencegahan dan pengen-
sangat efektif, murah, dan mudah satu di antara metode penanganan Bukan Rekayasa Genetik dalian virus dengue, yaitu dengan
dilakukan. Masalahnya orang enggan demam dengue di Indonesia. Menurut para ahli, lanjut Prof Upik, menjaga kebersihan diri dan
melakukannya,” ucapnya. Selain itu Sebagai pilot project, saat ini teknologi nyamuk ber-wolbachia ini lingkungan, agar siklus hidup
menurutnya, ada juga Gerakan 1 pemerintah kita telah menetapkan bukanlah rekayasa genetik. Pasalnya, nyamuk Ae. aegypti terputus,” ujar-
rumah 1 jumantik (G1R1J), tetapi juga lima kota di Indonesia, yaitu Jakarta nyamuk lahir dari telur-telur yang nya. Kini kembali ke masyarakat,
sama nasibnya dengan 3M plus. Jadi Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa sebelumnya sudah diintervensi mau atau tidak bersama-sama me-
tidak heran kalau sepanjang tahun Barat), Semarang (Jawa Tengah), bakteri wolbachia. Metode ini juga lakukan pencegahan dan pengen -
selalu terjadi kasus demam dengue Bontang (Kalimantan Timur), dan tidak melibatkan modifikasi genetik dalian nyamuk Ae. aegypti. Yul