Page 28 - MODUL PEMBELAJARAN EKONOMETRIKA
P. 28
4. Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara yaitu mencocokkan dengan fakta
atau dengan mempelajari konsistensi logis. Dalam menguji hipotesis dengan
mencocokkan fakta mala diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data
Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut cocok
dengan fakta tersebut atau tidak Jika hipotesis diup dengan konsistensi logis, maka si
peneliti memilih suatu desain di mana logika dapat digunakan, untuk menerima atau
menolak hipotesis.
C. Tipe-Tipe Kesalahan Uji Hipotesis
Kebenaran keputusan dari suatu dugaan tidak hanya ditentukan oleh bagaimana
seorang peneliti merumuskan pernyataan hipotesisnya (baik hipotesis penelitian maupun
hipotesis statistik) namun juga ditentukan oleh kebenaran dalam melakukan pengujian sesuai
dengan prosedur Statistika. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa
peneliti tersebut memiliki kemungkinan mengalami kesalahan dalam pengujian hipotesis
Menurut Baltagi (2008) mengenal konsep pengujian hipotesis, terdapat dua kemungkinan
kesalahan yang dapat terjadi pada proses pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis.
Kedua tipe kesalahan tersebut yakni (i) kesalahan tipe I dan (ii) kesalahan tipe II Masing-
masing kesalahan adalah sebagai berikut.
1. Kesalahan tipe I
Kesalahan tipe 1 terjadi ketika keputusan yang diambil dan suatu pengujian hipotesis
adalah menolak hipotesis yang pada hakikatnya adalah pernyataan benar. Jika hal itu yang
terjadi maka kesalahan tersebut biasanya disebut dengan Alpha Risk (Risiko Alpha). Alpha
Risk dilambangkan dengan simbol Nilai biasa disebut tingkat signifikansi sedangkan
nilai 1- disebut tingkat kepercayaan/taraf nyata menyatakan seberapa nyata (bisa menolak
hipotesis nol) uji tersebut.
Tingkat kesalahan tipe I sering juga disebut kesalahan penentuan level of significant
atau tingkat signifikansi. Dalam praktiknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh
peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat
25