Page 27 - AHASLA.indd
P. 27
Pembunuhan terhadap orangtua atau orang suci (araha)
merupakan perbuatan buruk dengan bobot terberat
(garuka kamma). Tindakan ini tidak hanya mengakhiri
kehidupan seseorang, tetapi juga melenyapkan sifat-sifat
mulia yang ada di dalam dirinya. Ajātasattu adalah contoh
nyata bagaimana seorang anak yang sangat berkuasa tetapi
tega membunuh ayah kandungnya sendiri (Bimbisāra).
Walaupun memiliki kesempatan bertemu langsung dengan
Buddha, tetapi karena berada pada pihak yang salah maka
ia merasakan penderitaan yang mendalam dan terlahir
kembali di neraka avīci. Dikatakan bahwa Ajātasattu tidak
dapat merealisasi kesucian setelah mendengar khotbah
Buddha karena perbuatannya tersebut.
25
Kajian kasus
1. Pembunuhan yang tidak disengaja bukanlah
pelanggaran sila karena tidak terdapat keinginan
untuk membunuh.
2. Meskipun melukai atau membuat cacat anggota
tubuh tertentu tidak sampai berujung pada hilangnya
kehidupan, tetapi ini bukanlah suatu perbuatan yang
patut dilakukan.
3. Membeli daging binatang yang sudah mati (bangkai)
bukanlah pelanggaran sila. Akan tetapi, melakukan
pemesanan daging yang menyebabkan suatu binatang
terbunuh dapat disamakan dengan pembunuhan
entah mengetahuinya atau tidak.
4. Profesi yang berkaitan dengan pembunuhan sebaiknya
25 Samaññaphala Sutta, D 1.86
AṬṬHASĪLA 17