Page 29 - AHASLA.indd
P. 29
dari perspektif buddhis, eutanasia sukarela pasif dan
non sukarela pasif bukanlah pelanggaran sila.
26
7. Bunuh diri dapat terjadi karena putus asa, untuk
melarikan diri dari penderitaan, menghindari malu,
hinaan, atau terkadang hanya sebagai sebuah pernyataan
politis. Menurut etika buddhis, bunuh diri adalah
tindakan negatif yang identik dengan pembunuhan
27
walaupun pada kasus tertentu ada pengecualian untuk
Bodhisatta yang rela mengorbankan dirinya sendiri
demi pencapaian kesempurnaan tertinggi (pāramī).
Tindakan ini bukan didorong oleh kegelapan batin,
melainkan berdasarkan welas asih yang secara sadar
dilakukan.
28
8. Pembuahan dalam tabung (in vitro fertilization)
merupakan program reproduksi buatan yang
menyatukan sperma dan sel telur di luar tubuh dan
kemudian ditanamkan ke dalam rahim. Buddhisme
tidak menolak prosedur ini karena dapat membantu
meringankan penderitaan manusia (akibat tidak
mampu memiliki anak). Namun, permasalahan
sesungguhnya terjadi ketika ada lebih dari 1 sel telur
yang dibuahi, sehingga jika percobaan pertama tidak
berhasil, maka sel telur yang lain masih tersedia.
Jika implantasinya berhasil, maka sisa sel telur akan
dihancurkan, dibekukan untuk penggunaan lebih
lanjut, atau untuk percobaan. Buddha menganggap
kehidupan dimulai saat pembuahan atau segera
26 Dhammika, 2006
27 Bodhi, 1994
28 Sasa Jātaka, J 3.53
AṬṬHASĪLA 19